-
Thursday, November 2, 2017
Tuesday, October 31, 2017
MEMUPUK DAYASAING GENERASI MUDA
Kita harus memupuk semangat dan dayasaing generasi muda agar mereka tak memilih menetas jalan pintas di luar aturan main yang berlaku. Selain itu kita juga berharap segala aturan memiliki semangat berkeadilan yang ditumbuhkan dari kekayaan nilai nilai budaya bangsa yang yang ada dari Barat sampai ke Timur Wilayah Indonesia, yang sesungguhnya terangkum dalam Pancasila. Sehingga manakala Pancasila itu berhasil dutegakkan semua komponen bangsa ini memiliki kemampuan mengembangkan diri baik untuk berdayasaing dengan sesama Saudara sebangsa maupun sesama masyarakat dunia. Kuncinya adalah kesempatan untuk berkembang. Tugas Pemerintah dan tugas kita semua adalah memberikan kesempatan dan bahkan memfasilitasi anak bangsa untuk berkembang agar memiliki dayasaing. Dengan memiliki daya saing yang memadai maka tak ada pikiran akan melakukan sesuatu secara illegas melalui jalan pintas dan lain sebagainya.
Bagi budaya Lampung, maka daya saing itu terbaca dengan jelas pada falsafah Piil Pesengiri, Piil (bhs. Lampung) artinya prisip dan pesenggiri artinya lomba atau persaingan. Piil Pesenggiri terdiri dari Nemui Nyimah, yang operasionalnya produktif, Nengah Nyappur yang operasionalnya Kompetiti, Sakai Sambaian yang operasionalnya Koperatif serta Juluk Adek yang operasionalnya Inovatif. Keempat unsur itu terangkum dalam Piil Pesenggiri, sehingga Piil Pesengiri pantas dijadikan Kearifan lokal. Dengan bermodalan Piil Pesenggiri dengan keempat unsur tersebut di atas maka masyarakat etnis Lampung kenyataannya masih memiliki kemampuan untuk mempertahankan keberadaannya.
Piil Pesenggiri selain sebagai alat untuk memperkuat dan mempertahankan keberadaan masyarakat Lampung, yang buktinya hingga sekarang masih eksis juga harus memiliki kemampuan memberikan tempat kepada nilai nilai yang lain. ini terbukti ketika masuknya Islam ke Lampung, masyarakat Lampung memiliki kemampuan menyempurnakan Piil Menjadi Piil Pesenggiri. Dahulu hanya mengenal istilah Piil saja, dikatakan bahwa Piilnya seorang Bapak adalah perempuan, Piilnya seorang Ibu adalah Makanan, uang dan Perhiasan, Piilnya seorang gadis adalah pada kelakuannya, sedang Piilnya seorang laki laki adalah ucapannya. Ketika masuk Islam, maka dilengkapi dengan kata Pesenggiri, Kata Pesenggiri ini nampaknya terjemahan luas dari kaya 'Fastabiqul Khoiroot' Lomba, dalam bahasa Sunda dikenal juga kata Pasunggiri yang artinya tanding, dan di Bali dikenal adanya istilah Pasanggiri sebagai nama pasukan yang gagah berani dan selalu memenangkan pertempuran pertempuran. Ini bukti bahwa Lampung itu memiliki potensi untuk berkembang.
Jika dahulu penjelas penjelasan tentang Piil Pesenggiri itu disampaikan dalam berbagai kesempatan, seperti dalam upacara upacara adat terutama yang terkait dengan upacara daur hidup. Dari upacara kehamilan, kelahiran, masa kanak kanak, masa remaja, masa dewasa, perkawinan, hingga kematian.Ditambah lagi dengan berbagai upacara terkait alam, seperti membuka lahan pertanian atau pematangan lokasi pembuatan rumah. Dalam kesempatan itu maka Piil Pesenggiri oleh para Pemangku adat diperkenalkan atau diajarkan atau disosilisasikan, sesuai dengan situasi dan kondisi.
Mungkin tampa disengaja dengan diberlakukannya Undang Undang Pemerintahan Pedesaan komunitas adat justeru kehilangan Kepemimpinan adat yang selama ini oleh Pemangku adat melalui Kepemimpinan marga masing masing. Dengan kemunculan UU ini maka Kepemimpinan mulai tak efektif. Sementara kepemimpinan para pemimpin adat sulit tergantikan, karena pada umumnya komunitas adat itu kait terkait hubungan perkawinan sehingga relatif memiliki pertalian darah yang demimain lekat.
Bagi budaya Lampung, maka daya saing itu terbaca dengan jelas pada falsafah Piil Pesengiri, Piil (bhs. Lampung) artinya prisip dan pesenggiri artinya lomba atau persaingan. Piil Pesenggiri terdiri dari Nemui Nyimah, yang operasionalnya produktif, Nengah Nyappur yang operasionalnya Kompetiti, Sakai Sambaian yang operasionalnya Koperatif serta Juluk Adek yang operasionalnya Inovatif. Keempat unsur itu terangkum dalam Piil Pesenggiri, sehingga Piil Pesengiri pantas dijadikan Kearifan lokal. Dengan bermodalan Piil Pesenggiri dengan keempat unsur tersebut di atas maka masyarakat etnis Lampung kenyataannya masih memiliki kemampuan untuk mempertahankan keberadaannya.
Piil Pesenggiri selain sebagai alat untuk memperkuat dan mempertahankan keberadaan masyarakat Lampung, yang buktinya hingga sekarang masih eksis juga harus memiliki kemampuan memberikan tempat kepada nilai nilai yang lain. ini terbukti ketika masuknya Islam ke Lampung, masyarakat Lampung memiliki kemampuan menyempurnakan Piil Menjadi Piil Pesenggiri. Dahulu hanya mengenal istilah Piil saja, dikatakan bahwa Piilnya seorang Bapak adalah perempuan, Piilnya seorang Ibu adalah Makanan, uang dan Perhiasan, Piilnya seorang gadis adalah pada kelakuannya, sedang Piilnya seorang laki laki adalah ucapannya. Ketika masuk Islam, maka dilengkapi dengan kata Pesenggiri, Kata Pesenggiri ini nampaknya terjemahan luas dari kaya 'Fastabiqul Khoiroot' Lomba, dalam bahasa Sunda dikenal juga kata Pasunggiri yang artinya tanding, dan di Bali dikenal adanya istilah Pasanggiri sebagai nama pasukan yang gagah berani dan selalu memenangkan pertempuran pertempuran. Ini bukti bahwa Lampung itu memiliki potensi untuk berkembang.
Jika dahulu penjelas penjelasan tentang Piil Pesenggiri itu disampaikan dalam berbagai kesempatan, seperti dalam upacara upacara adat terutama yang terkait dengan upacara daur hidup. Dari upacara kehamilan, kelahiran, masa kanak kanak, masa remaja, masa dewasa, perkawinan, hingga kematian.Ditambah lagi dengan berbagai upacara terkait alam, seperti membuka lahan pertanian atau pematangan lokasi pembuatan rumah. Dalam kesempatan itu maka Piil Pesenggiri oleh para Pemangku adat diperkenalkan atau diajarkan atau disosilisasikan, sesuai dengan situasi dan kondisi.
Mungkin tampa disengaja dengan diberlakukannya Undang Undang Pemerintahan Pedesaan komunitas adat justeru kehilangan Kepemimpinan adat yang selama ini oleh Pemangku adat melalui Kepemimpinan marga masing masing. Dengan kemunculan UU ini maka Kepemimpinan mulai tak efektif. Sementara kepemimpinan para pemimpin adat sulit tergantikan, karena pada umumnya komunitas adat itu kait terkait hubungan perkawinan sehingga relatif memiliki pertalian darah yang demimain lekat.
Saturday, October 21, 2017
PIIL PESENGGIRI UNTUK MEMPERTAHANKAN NKRI
MENGEJUTKAN penyebutan pribumi adalah pelanggaran UU atau aturan lainya dan menyebut pribumi di depan umum digolongkan penyebaran kebencian dan oleh karenanya maka adalah merupakan juga tindak pidana, dan bisa dipolisikan. Itu semua telash dilakukan oleh Anis Baswedan selaku Gubernur DKI dalam pidato pertama Anis Baswedan telah dilaporkan ke Polisi, dan mungkin tak lama lagi yang bersangkutan akan tak sempat mengurus Jakarta sebagai Gubernur karena harus berurusan dengan yang berwajib dan dihadapkan di meja hijau, ditonton oleh jutaan pasang mata baik masyarakat Indonesia maupun masyarakat dunia seperti yang di alami Ahok ketika yang bersangkutan menghina agama. Lalu kalaupun pengucapan pribumi saja bisa dipidanakan bukan tidak mungkin pada saatnya pribumiitu adalah dianggap sebagai sumber permasalahan, dan kita tahu bagaimana cara mereka yang tak menyukai pribumi sebagai sumber masalah itu dalam mengatasinya. Oleh karenanya kita membutuhkan suatu kekuatan budaya, kekuatan budaya itu adalah adalah kekuatan filosofisnya yang sekaligus merupakan wisdem yang memperkasa mereka.
Bukan tidak mungkin adanya pihak asing yang ingin menguasai kita, apalagi kita memiliki kekayaan alam yang luar biasa banyaknya, yang tidak habis habis, yang memang sejak lama dikeruk oleh pihak penjajah dan bahkan hingga sekaranmgpun kekayaan itu masih saja dikeruk secara membabi buta. Dilain pihak bukan pula tidak mungkin adanya pihak pihak yang senang bekerja untukl kepentingan asing, demi memenuhi ambisi dan hawa nafsunya. Walaupun dalam waktu yang bersamaan akan mengancam keberadaam bangsa yang pribumi sebagai intinya..
Apakah pribumi itu merupakan barang laknat, tidak juga, karena telah ditetapkan oleh PBB adanya Hari Pribumi Internatinal yang jatuh pada tanggal 9 Agusrus sebagai hari Pribumi Internasional. itu dimulai tahun 1994. Dalam bahasa Inggris disebut indigeneos people. Kita tidak tahu apakah nantinya hanya Indonesia sendiri yang melarang adanya poenyebutan pribumi, atau Indonesia akan memplopori dihapuskannya hari pribumi internasional itu. Tetapi pribumi adalah fakta di Indonesia, dan bagaimana cara Pemerintah menyikapi fakta ini, entahlah.
Karena pribumi itu adalah fakta, maka sambil menyesuaikan atas politik dan kebijakan Pemerintah, maka pribumi yang kenyataannya adalah Saudara kita sebangsa dan Senegara, maka selayaknya kita harus berupaya membantu agar mereka memiliki kemampuan mempertahankan diri, walaupun nantinya Pemerintah akan mentapkan nama baru, serta pelayanan baru agar yang bersangkuta dapat merasakan kenyamanan untuk tinggal dinegeri nenek moyang mereka. Oleh karenanya pihak yang dahulu serting disebut sebagai pribumi itu, tetapi sakarang tak boleh lagi disebut sebut, walaupun belum diketemukan kata gantinya. Teyapi kita masih memiliki peluang untuk memperkuat prisai diri, yaitu memiliki kekuatan, guna memperkuat kekuatan lainnya, sehingga kita memiliki semangat juang seperti dahulu ketika kita selama ratusan tahun dijajah oleh pendatang asing. Mereka sekalipun sebagai pendatang, tetapi mereka tampil sebagaipenguasa.
Selama ratusan tahun masyarakat kita, agar tidak menyebut pribumi karena sudah dilarang menyebutnya, berjuang mempertahankan diri karena memang sudah terlalu lama dijakah dan disakiti, sehingga hampir tak tertahankan kepedihan itu terasa mendalam dilubuk hati kita. Bisa dipastikan mereka yang dahulu disebut sebagai pribumi dan kini tak boleh lagi disebut sebut itu juga adalah merupakan bagian dari etnis Lampung. Bila para pribumi di Lampung itu ternyata adalah bagian dari etnis Lampung, maka seyognyanya kita akan membantu mereka agar memiliki kekuatan dan keterampilan untuk mempertahan keberadaan mereka. Bila mereka ternyata merupakan bagian dari etnis Lampung, maka kita harus memperkuat keberadaan budaya Lampung.
Untuk memperkuat ketahanan budaya Lampung maka falsafah Piil Pesenggiri adalah mutlak harus diperkuat. Terlepas dari apa sebutan yang akan diberikan oleh Pemerintah kepada pribumi yang intinya adalah kita kita ini, maka adalah merupakan keharusan. untuk kita bina ketahanan budayanya, agar memiliki kemampuan mempertahankan keberadaan dalam arti luas, yaitu memiliki kekuatan dan keterampilan untuk mampu bersaing, sesuai dengan aturan main yang ditetapkan oleh Pemerintah, terlepas apakah bolah atau tidaknya kata pribumi itu disebut sebut, dan juga terkepas kita kita ini oleh penguasa akan disebut apa sebagai kata gantinya. Kita harus memiliki budaya yang kuat, karena intinya ketanan budaya adalah merupakan garda terakhir dalam mempertahankan keutuhan NKRI.
Thursday, September 21, 2017
SASTRA LAMPUNG BUTUH ARUSUTAMA
Pemerintah Daerah Provinsi Lampung tahun 2004 yang lalu telah berhasil mempertemukan dua arus sastra Lampung, yaitu arus tradisi dan arus modern. Sayang keberhasilan mempertemukan dua ruas itu seperti tidak dilengkapi drengan target untuk menciptakan arusutamanya. Seperti disebutkan dalam pengantar dari pihak Pemerintah yang menegaskan bahwa pertemuan itu adalah pertemuan dua arus yang diikuti sastrawan agar tidak terjadi konfrontasi dengan saling meninggalkjan, tetapi diharapkan justeru saling memperkuat. Sayangnya pertemuan itu nampaknya kurang konstruktif. Masing masing arus nampaknya berusaha berjalan sederas derasnya justeru di lokasi pertemuan, tetapi sekaligus juga berakhir dengan kekuatan dua rus sendiri sendiri dengan iramanya masing masing.
Hal itu nampaknya adalah kelalaian pihak penyelenggara dalam hal ini Pemerintah bersama pihak pihak yang dimitrai karena mereka tidak memiliki sedikit keberanian untuk mendapatkan kritik, memang mereka tidak mendapatkan protes apapun, karena nyaris tak berbuat kesalahan,,tetapi dalam waktu yang bersamaan sepi juga dari acungan jempol. Setidaknya para penulis baik arus tradisi maupun modrn tak memiliki tuntunan akan akan apa yang harus mereka lakukan dalam memfungsikan arusutama sastra Lampung.
Kalau saja dahulu dapat berbagi dengan seseorang ahli dalam bidangnya untuk membaca dan menuliskan catatannya terkait naskah nasah yang terkumpul dalam pertemuan dua arus ini maka para penulis itu akan melaklukan evaluasi diri. Dalam hal ini tentu harus dicari benar benar seseorang yang bersedia membaca secara teliti naskah naskah itu sedetil mungkin, sehingga apa yang diuraikannya benar benar sesuai kenyataan.
Dan dalam waktu yang bersamaan yang bersangkutan memahami budaya Lampung, utama nilai nilai budaya yang selama ini dijunjung oleh komunitas pendukung budaya Lampung. Sehingga memiliki mission jelas dalam menulis sebuah naskah. Para penulis menjadi tahu sekarang membicarakan apa, dan yang akan datang selanjjutnya akan menuliskan apalagi, dan seterusnya.
Thursday, September 14, 2017
PIIL PESENNGIRI SENYAP DALAM GELEGAR PERTEMUAN DUA ARUS
DAN GAGAL MENCIPTAKAN ARUSUTAMANYA
Walaupun agak akhir, akhir saya juga menerima hasil cetakan sebuah buku yang dicetak oleh Dinas Pendidikan Provinsi Lampung buku berjudul Pertemuan Dua Arus terbitan Dinas Pendidikan Provinsi Lampung kerjasama dengan Jung Fundation tahun 2004, nampaknya penerbitan buku itu didukung oleh APBD tahun 2004. setebal 79 halaman (XII) Buku ini menampilkan sejumlah karya tertulis dari sastra tutur (tradisi) hingga sastro modern. Sehingga buku itu diberikan judul dengan "Pertemuan Dua Arus"
Ditampilkan sepuluh arus tradisi yang diwakili oleh M.Abas St. Ulangan dan kawan kawan, sementara Arus modern diwakili oleh Isbedy Stiawan ZS dan kawan kawan. Selengkapnya Kelompok tradisi terdiri dari Achmad Glr. Paksi Marga, A. Roni Gelar Ratu Anggun, Azhari Kadir, Husni Thamrin, Johan Glr Ratu Bahagia, Masnuna, M. Abas St. Ulangan, Riagus Ria Raden Trustinggal, Suntan Duwani, Udo Z. Karzi. Sedang Aris Modern selengkapnya terdiri dari Achmad Yulden Erwin, Ari Pahala Hutabarat, Budi P. Hatees, Edi Samudra Kertagama, Isbedy Stiawan ZS, Jimmy Maruli Alfian, Sugandhi Putra, Assroeddin Malik Zulkarnain, Diah Indra Mertawirana, Iswadi Pratama, Editor Christian Heru Cahya Saputra dan Syaiful Irba Tampaka.
Saya ingat dahulu ketika buku ini saya terima maka saya baca daftar isinya, serta judul judulnya, sejenak saya baca saya menangkap gemuruh nya suara yang mencoba menjanjikan pertemuan dua arus ini memiliki kemampuan membentuk arus utamanya Sastra Lampung, badanku terasa hangar menggelora, tetapi itu tidak berlangsung lama, hanya sekejap, harapanpun redup seketika, ketika Piil Pesenggiri nyaris tak disebut dalam buku itu. Saya berfikir bagaimana mungkin Piil Pesenggiri bisa tak disebut jika memang selama itu otak diperas untuk bicara soal Lampung,bagaimana mungkin sistem pemikirannya tak tersentuh, jangankan mendapatkan bahasan yang setimpat, disebutpun hampir hampir tidak.
INTI STUDY BAHASA LAMPUNG ADALAH PIIL PESENGGIRI
Untuk apa kita belajar bahasa Lampung, adalah untuk mengetahui pemikiran filsafatnya, secara kebetulan falsafah Lampung itu telah terumuskan dalam falsafah Piil Pesenggiri. Jadi belajar bahasa Lampung dijamin tidak akan meraba raba ke mana arah pembelajarannya. Karena semestinya arah pembelajaran bahasa Lampung adalah untuk memahami pemikirannya yang utuh, dan pemikiran yang utuh itu adalah terumuskan dalam falsafah Piil Pesenggiri.
Pembelajaran bahasa Lampung dalam praktiknya ternyata hanya belajar aksara, bukan belajar bahasa, dan hasilnya juga banyak siswa yang demikian terampilnya menuliskan aksara Lampung, tetapi karena mereka tidak terlalu diarahkan untuk belajar bahasa Lampung, sehingga pembelajaran falsafah Lampung nampaknya juga ikut terabaikan.
Pembelajaran bahasa Lampung intinya adalah pembelajaran falsafah Lampung Piil Pesenggiri. Sebagaimana kita ketahui bahwa falsafah Piil Pesenggiri yang artinya Prinsip Persaingan Bersaing atau Perlombaan yang terdiri dari (1) Nemui nyimah yang operasionalnya produktif, (2) Nengah Nyappur yang operasionalnya Kompetitif, (3) Sakai Sambayan yang operasionalnya Kooperatif, serta (4) Juluk Adek yang operasionalnya Inovatif. Nemui nyimah terdiri dari dua kata, yaitu nemui yang artinya bertamu atau pertemuan dan nyimah atau simah yang artinya santun. Nengah nyappur terdiri dari dua kata nengah artinya kerja keras atau bertanding dan nyappur artinya toleransi. Sakai sambaian terdiri dari dua kata, yaitu sakai artinya terbuka dan sambay yang artinya asuh. Juluk adek terdiri dari juluk yang artinya nama yang diberikan kepada seseorang pada masa remaja dan aedek atau adok yang diberikan pada saat sukses (dewasa) Nama batu berdasarkan prestasi baru.
Piil Pesenggiri itu ada yang melekat pada penuturan penuturan, ada pada naskah kuno, ada pada kata kata bijak, ada pada karya seni seperti pantun segata, wayak adi adi, pisaan dan sebagainya, ada pada cerita, ada pada legenda serta ada pula yang berbagai ornamen ornamen. Kesemua sumber itu memenag harus diteliti dahulu oleh para akademisi, dan hasil penelitian itu juga harus sampai pada akar pemikiran yang disebut dengan Piil Pesenggiri, semangat untuk produktif, kompetitif, koo[peratif dan inovatif.
Falsafah Lampung itu sesuatu yang tak terlampau perlu diperdebatkan, tetapi yang paling penting adalah diperkaya, sebuh pemikiran filosofis itu pada umumnya boleh boleh saja akan ditemukan pemikiran yang lain serta seolah bertentangan. Sumber pertentangan itu adalah karena dahlu Lampung hanya mengenal piil pelaka, dimana disebutkan piilnya seorang laki laki adalah tergantung kepada harta dan perempuan, piilnya perempuan adalah tergantung pada uang dan perhiasan, piil anak laki laki adalah dalam sikap dan perkataan, dan piilny seorang anak perempuan atau gadis adalah tatakerama dan sopan santun.
Pada masa Islam Piil ini Berkembang menjadi Piil Pesenggiri, besar kemungkinan kata pesenggiri itu pengaruh dari semangat fastabiqul khoiroot dalam alquran, yang artinya berlomba dalam kebaikan, itulah piil pesenggiri setelah bersentuhan dengan Islam. yang intinya adalah semangat untuk produktif, semangat untuk kompetitif, semangat untuk koperatif dan semangat berinovatif, itulah falsafah Piil Pesenggiri yang harus dijelaskan dalam belajar bahasa Lampung.
Pembelajaran bahasa Lampung dalam praktiknya ternyata hanya belajar aksara, bukan belajar bahasa, dan hasilnya juga banyak siswa yang demikian terampilnya menuliskan aksara Lampung, tetapi karena mereka tidak terlalu diarahkan untuk belajar bahasa Lampung, sehingga pembelajaran falsafah Lampung nampaknya juga ikut terabaikan.
Pembelajaran bahasa Lampung intinya adalah pembelajaran falsafah Lampung Piil Pesenggiri. Sebagaimana kita ketahui bahwa falsafah Piil Pesenggiri yang artinya Prinsip Persaingan Bersaing atau Perlombaan yang terdiri dari (1) Nemui nyimah yang operasionalnya produktif, (2) Nengah Nyappur yang operasionalnya Kompetitif, (3) Sakai Sambayan yang operasionalnya Kooperatif, serta (4) Juluk Adek yang operasionalnya Inovatif. Nemui nyimah terdiri dari dua kata, yaitu nemui yang artinya bertamu atau pertemuan dan nyimah atau simah yang artinya santun. Nengah nyappur terdiri dari dua kata nengah artinya kerja keras atau bertanding dan nyappur artinya toleransi. Sakai sambaian terdiri dari dua kata, yaitu sakai artinya terbuka dan sambay yang artinya asuh. Juluk adek terdiri dari juluk yang artinya nama yang diberikan kepada seseorang pada masa remaja dan aedek atau adok yang diberikan pada saat sukses (dewasa) Nama batu berdasarkan prestasi baru.
Piil Pesenggiri itu ada yang melekat pada penuturan penuturan, ada pada naskah kuno, ada pada kata kata bijak, ada pada karya seni seperti pantun segata, wayak adi adi, pisaan dan sebagainya, ada pada cerita, ada pada legenda serta ada pula yang berbagai ornamen ornamen. Kesemua sumber itu memenag harus diteliti dahulu oleh para akademisi, dan hasil penelitian itu juga harus sampai pada akar pemikiran yang disebut dengan Piil Pesenggiri, semangat untuk produktif, kompetitif, koo[peratif dan inovatif.
Falsafah Lampung itu sesuatu yang tak terlampau perlu diperdebatkan, tetapi yang paling penting adalah diperkaya, sebuh pemikiran filosofis itu pada umumnya boleh boleh saja akan ditemukan pemikiran yang lain serta seolah bertentangan. Sumber pertentangan itu adalah karena dahlu Lampung hanya mengenal piil pelaka, dimana disebutkan piilnya seorang laki laki adalah tergantung kepada harta dan perempuan, piilnya perempuan adalah tergantung pada uang dan perhiasan, piil anak laki laki adalah dalam sikap dan perkataan, dan piilny seorang anak perempuan atau gadis adalah tatakerama dan sopan santun.
Pada masa Islam Piil ini Berkembang menjadi Piil Pesenggiri, besar kemungkinan kata pesenggiri itu pengaruh dari semangat fastabiqul khoiroot dalam alquran, yang artinya berlomba dalam kebaikan, itulah piil pesenggiri setelah bersentuhan dengan Islam. yang intinya adalah semangat untuk produktif, semangat untuk kompetitif, semangat untuk koperatif dan semangat berinovatif, itulah falsafah Piil Pesenggiri yang harus dijelaskan dalam belajar bahasa Lampung.
Saturday, September 9, 2017
ASIMILASI BUDAYA DENGAN PIIL PESENGGIRI
PANGERAN Edwardsyah Perenong melaksanakan Angkon Muari bersama masyarakat Tionghowa, itu terjadi pada tahun 2015 yang lalu, disaat saat hubungan antara masyarakat Tionghowa di Indonesia tak dapat dibilang baik. Tidak kondusif, suasana itu terpicu oleh kemampuan ekonomi yangantara priumi dan masyarakat Tionghowa benar benar njomplang kicut (lampung) ditambah lagi upaya kelompok ini untuk merebut kekuasaan melalui tokohnya Ahok ditambah lagi kelak ketahuan bahwa Ahok diputuskan sebagai tokoh yang telah menista agama. Pada saat situasi seperti itu Pangeran Edwardsyag Perenong Membina Persaudaraan, tetantu disikapi beragam.
Sebagai pewaris tahta salah satu Kebuwayan Di Paksi Pak Sekala Brak tampa ada penjelasan yang memadai serta terlihatnya aktivitas yang sama sama menguntungkan maka apa yang dilakukan oleh Pimpinan Kepaksian ini akan dipastikan selalu dalam simpangsiur pendapat yang kontroversi. Apa yang dilakukan tidak begitu saja bisa disalahkan, walaupun bisa saja manakala tidak terkelola dengan baik, belakangan akan dirasakan sebagai sesuatu yang kurang tepat. Maka sebaiknya memang warha komunitas ini, terutama para kelompok intelektualnya dapat memberikan partisipasi secara positif, demi keutuhan dan kemajuan bersama. Tetapi tulisan ini akan dibatasi terkait masalah Piil Pesenggiri, sesuai dengan peruntukan untuk apa Blog ini saya terbutkan.
Memang dirasakan bahwa Pemerintah selama ini lebih berorientasi kepada kekuasaan di banding kesejehteraan masyarakat yang sebenarnya. segala sesuatuinya banyak dilakukan hanya polesan pencitraan yang sebenarnya adalah untuk memperkuat kekuasaan yang dimilikinya, sehingga apayang dilakukan selalu hanya bersifat politis belaka. Sehingga hampir hampir dapat dipastikan bahwa terjadinya asimilasi antara pribumi dan dengan komunitas pendatang Cina tidak disentuh oleh pemerintah secara cerdas.akibatnya adalan njompolang kicut seperti tersebut di atas, tak ada keseimbangan. Dijadikan warga istimewa oleh Pemerintah Kolonial Belanda, diberikan kesempat luar untuk berbisnis oleh Presiden Soeharto, keluguan Presiden Megawaty Soekanoputri dan bermain mata secara nyata oleh Presiden Jokowi, ini semua sedang memupuk kecemburuan yang semakin tak bertepi. Sejumlah Presiden RI ganti berganti memberuikan kesempatan kepada kelompok minoritas ini sehingga mengakibatkan mereka memiliki jau terbang jauh lebih baikl dalam bidang ekonomi dibanding pribumi asli.
Monday, August 21, 2017
Susun Kamus Kata Kata Bijak
Sebuah lagu akan lebih mengesankan manakala syairnya menggunakan ungkapan yang kaya makna, sehingga penikmatnya dapat memilih banyak pintu untuk menikmatinya. Kata kata yang terdapat kekayaan akndungan makna itu adalah kata bijak namanya.Masing masing kata bijak itu dimiliki oleh semuakomunitas masyaakat Lampung, dimanapun komunitas itu menyatu. Sayang kata kata bijak itu jarang diungkapkan sehingga kata kata bijak dalam bahasa Lampung semakin lama semakin langka yang menngunakannya, dan dengan demikian maka katabijak itu jarang terdengar.
Kata bijak itu lazimnya digunakan pada saat menyampaikan sambutan dalam suatu acara, bahasa dalam pidato umumnya adalah bahasa yang terpilih, dipilih bahasa yang hemat namun memiliki makana yang luas dan dalam. Tetapi ini juga akan sangat tergantung kepada pribadi yang pidato, seberapa banyak Ia memiliki perbendaharaan kata, dan khususnya kata bijak yang dipahami dan dikuasainya.
Demikian juga dengan sedalam apapun makna, serta seluas apapun pengertiannya manakala yang mendengar sebagai audien tidak memiliki keterampilan yang seimbang dengan yang berpidato yang menmggunakan kata bijak dan bahkan adakaanya juga bersayap. Kata kata bijak itu sering memiliki dua arti yang beda, ada arti dalam kata dan ada juga arti dalam istilah. Dan orang akan salah pengertian yang jauh manakala kata yang seharusnya diartikan dengan istilah tetapi dipahaminya dengan arti kata. maka akan mengalami keke;liruan patal dalam mengartikan maksud pembicara.
Dalam rangka mempertahankan keberadaan kata kata bijak itu sejatinya Pemerintah Kabupate. Kota memfasilitasi upaya dengan menyiapkan dana serta tenaga untuk melakukan inventarisasi kata kata bijak. Kata bijak yang telah terinventarisasi itu lalu dibukukan, lalu dibagikan, baik ke sekolah sekolah atau PT untuk dimanfaatkan, dalam berbagai mata Kata bijak juga sangat dibutuhkan bagi para pengarang lagu, lagu membutuhkan kata bijak yang memiliki kedalam arti dan makna, sehingga persaan atau jiwa lagu itu terakomodir dalam bahasa.
Yang tidak kalah pentingnya akan kata kata bijak ini adalah untuk mengukur ketinggian peradaban. suatu komunitas pengguna bahasa daerah. Suatu kelompok budaya akan lebih berkualitas manakala memiliki bahasa yang memiliki kemampuan mencurakan persaan dan pemikiran,
Friday, August 18, 2017
PIIL PESENGGIRI DALAM SUDUT KEHIDUPAN
PIIL PESENGGIRI DALAM BERAKTIVITAS SENI
Negara Yunani yang dahulu ditempati sejumlah manusia dewa yang mampu melahirkan berbagai macam aliran Filsafat dan banyak dikutip oleh para ilmuan dunia, kini jatuh miskin dan nyaris hina. Karena mereka hanya berfilsafat. Demikian juga Lampung yang memiliki Falsafah Piil Pesenggiri tidak akan banyak artinya manakala hanya disebut sebut, atau diperdebatkan, dan apalagi dijadikan bahan keributan antar sesama. Piil Pesenggiri akan bermakna manakala dilaksanakan dalam berbagai aspek yang memungkinkan. Tulisan ini bukan menunjukkan bahwa saya telah berhasil melaksanakannya, tetapi ini adalah sebuah renungan.
Benar !. Orang yang mengatakan bahwa kehidupan ini akan terasa lebih indah manakala ditampilkan dalam bentuk oskestra yang padu. Setidaknya ini saya buktikan setelah saya berusaha memahirkan diri bermain harmonika yang saya lakukan sejak tahun 2015 yang lalu. Hasilnya nihil, dan sedikit memiliki arti setelah mempraktek falsafah piil pesenggiri dalam bermusik. Sehingga saya berkesimpulan bahwa sejatinya Piil Pesenggiri Itu adalah Sebuah Keniscayaan. Gunakanlah falsafah piil pesenggiri manakala mau mendapatkan kemajuan yang berarti, dalam kolaborasi sebuah kehidupan, untuk menuju puncak.
Sekedar klearence harus saya sampaikan bahwa saya bermain harmonika sekedar untuk menghalangi kepikunan yang mulai menggejala, bukan untuk prestasi tertentu. Dan cerita ini sekedar untuk berbagi.
Prinsip Dalam Kehidupan
Bahwa tidak mudah bermain harmonika, kita harus memiliki semangat, semangat itu kita jadikan sebuah prinsip dalam kehidupan, karena kehidupan itu akan tersangkut sejauh mana memiliki arti atau nilai. Hidup ini akan berarti manakala kita memiliki semangat dalam mengarunginya, dan semangat itu sendiri akan bermakna manakala kita tahu ke mana arah yang dituju. Ibarat main bola kaki kita akan kehilangan makna bila ikut bermain bola kaki tetapi kita tak tahu mana kawan dan mana lawan. serta gawang mana yang akan diserang. Bila itu semua kita pahami maka kita menjadi paham apa yang harus kita lakukan dan apa pula final goalnya. Prinsip itu dalam budaya Lampung kita kenal dengan piil.
Thursday, August 10, 2017
ARTI KESETIAAN SEORANG LAKI LAKI
Terbaca oleh saya sebuah kiriman dari seorang anggota Group WA Budaya Kham Lampung tentang hasil suvey terhadap sejumlah perempuan bukan Lampung yang bersuamikan orang Lampung. beberapa puluh orang wanita yang bersuamikan lelaki Lampung, istimewanya survey itu dilakukan selama belasan tahun. Para wanita itu ditanyakan tentang kesetiaan lelaki Lampung semenjak mereka resmi mejadi suami isteri, survey ini menghasilkan kesimpulan yang sungguh membanggakan. Kesimpulan itu diambil berdasarkan jawaban jawaban bahwa suami mereka sangat setia terhadap isterinya dan mereka tak pernah diterpa kecemburuan, dan tak ada pula para responden yang mengalami poligami.Itu adalah sesuatu yang luar biasa dan harus dipertahankan oleh lelaki Lampung bukan saja bagi mereka yang beristerikan dari suku lain, tetapi juga bagi mereka yang berpasangan sesama Lampung, bahwa kesetiaan adalah sesuatu yang harus dijaga dan dipelihara bersama, antara suami dan isteri. Agar tak ada alasan untuk selingkuh ataupun poligami.
Kesetiaan Seolrang lelaki Lampung juga tergambar dari lagu yang berjudul Kumbang Hati tersebut di atas.
Tuesday, August 8, 2017
Hari Internasional Masyarakat Adat Sedunia (HIMAS) Nyaris Tak Terdengar.
Sayup sayup terdengar bahwa tanggal 9 Agustus merupakan Hari Internasional Masyarakat Adat Sedunia. Masyarakat adat adalah masyarakat yang mendukung terselenggaranya adat yang dalam jangka waktu panjang membentuk kebudayaan, lengkap dengan nilai nilai budayanya. dan dengan nilai nilai budaya itu maka terbentuklah bangsa bangsa dan tentunya salah satu Bangsa yang terbentuk berdasarkan nilai nilai budaya itu adalah Indonesia, dan budaya Indonesia itu tergambar dalam Pancasila. Pancasila adalah puncak puncak budaya dearah.
Dengan demikian memang seharusnya Pemerintah memberikan dukungan dan perlindungan terhadap keberadaan masyarakat adat yang memang tak dapat dihindari merupakan cikalbakal berdirinya Bangsa dan Negara ini. Apalagi realitnya bahwa adat dengan segala perkembangannya adalah merupakan realita hidup yang hingga sekarang masih eksis, dan masih merupakan bagian dari masyarakat yang berhak untuk mendapatkan pengakuan dan perlindungan.
Pengakuan dan perlindungan hendaknya juga diikuti oleh pembinaan, pembinaan itu akan berlanjut penyediaan atau memfasilitasi keberlanjutan dan perkembangannya, sehingga dalam pembinaan selain memfasilitasi maka Pemerintah juga berkewajiban untuk memperkenalkan dan mengajarkan nilai nilai yang terdapat dalam budaya dalam arti luas.
Selain kekayaan budaya dalam bentuk seni dan lain sebagainya yang memenuhi tuntutan seni dan keindahan juga memiliki nilai nilai dan tata nilai, nilai nilai itu setidaknya Falsafah Piil Pesenggiri atau semangat bersaing yang terdiri dari Nemui Nyimah (produktif), Nengah Nyappur (kompetitip) Sakai Sambayan (koperatif) dan Juluk Adek (inovatif). Peran Pemerintah harus signifikan dalam mengembangkan nilai budaya, dengan memfasilitasi lembaga lembaga adat, untuk dapat bekembang. Karena pembangunan yang tercerabut dari nilai budaya bangsa akan menjadi ancaman bagi bangsa itu sendiri.
Dengan demikian memang seharusnya Pemerintah memberikan dukungan dan perlindungan terhadap keberadaan masyarakat adat yang memang tak dapat dihindari merupakan cikalbakal berdirinya Bangsa dan Negara ini. Apalagi realitnya bahwa adat dengan segala perkembangannya adalah merupakan realita hidup yang hingga sekarang masih eksis, dan masih merupakan bagian dari masyarakat yang berhak untuk mendapatkan pengakuan dan perlindungan.
Pengakuan dan perlindungan hendaknya juga diikuti oleh pembinaan, pembinaan itu akan berlanjut penyediaan atau memfasilitasi keberlanjutan dan perkembangannya, sehingga dalam pembinaan selain memfasilitasi maka Pemerintah juga berkewajiban untuk memperkenalkan dan mengajarkan nilai nilai yang terdapat dalam budaya dalam arti luas.
Selain kekayaan budaya dalam bentuk seni dan lain sebagainya yang memenuhi tuntutan seni dan keindahan juga memiliki nilai nilai dan tata nilai, nilai nilai itu setidaknya Falsafah Piil Pesenggiri atau semangat bersaing yang terdiri dari Nemui Nyimah (produktif), Nengah Nyappur (kompetitip) Sakai Sambayan (koperatif) dan Juluk Adek (inovatif). Peran Pemerintah harus signifikan dalam mengembangkan nilai budaya, dengan memfasilitasi lembaga lembaga adat, untuk dapat bekembang. Karena pembangunan yang tercerabut dari nilai budaya bangsa akan menjadi ancaman bagi bangsa itu sendiri.
Sunday, April 16, 2017
Falsafah Piil Pesenggiri Harus Dikembangkan
Tak dapat dipungkiri bahwa Prof. Hilman Hadikusuma telah berjasa memperkenalkan Piil Pesenggiri baik ke lingkungan komunitas Lampung maupun nasional, Sedang yang berjasa menginformasikan Piil Pesenggiri adalah Rizani Puspawijaya, beliau menulis Piil Pesenggiri dalam Skripsi Beliau S1 Fakultas Hukum Universitas Lampung, Sedang yang lebih banyak memiliki kesempatan menulis tentang Piil Pesenggiri adalah Prof. Hilman Hadikusuma sebagai Guru Besar Hukum Adat di Universitas Lampung (Unila). Maka terjadilah pemahaman yang lebih bermakna dan mendalam setelah kedua insan Perguruan Tinggi ini menyempatkan diri melirik kekayaan adat Lampung, dan semakin banyak yang disadarkan betapa kayanya gagasan nenek moyang dalam menetapkan dan memasarkan falsafah ini.
Unsur unsur Piil Pesenggiri yang terdiri dari Nemui Nyimah (produktif) Nengah Nyappur (kompetitip) Sakai sambaian (koperati) dan Juluk Adek (inovatif). Mwnunjukkan bahwa falsafah ini sangat dinamis, lihat saja dalam Piil yang pertama Nemui nyimah secara tegas menyatakan bahwa seseorang baru disebut eksis manakala telah memiliki kemampuan memproduksi sesuatu, dan dengan produksinya itu telah layak berkomunikasi dan berinteraksi (nemui) dan dalam interaksi itu berdiri sebagai pihak yang mampu santun.
Unsur Piil Pesenggiri yang kedua adalah Nengah Nyappur, nengah artinya kerja keras atau bertanding sementara nyappur artinya tenggang rasa. artinya apakah itu kerja keras maupun pertandingan semua adalah dalam rangka tenggang rasa. Bekerja keras adalah untuk menghasilkan secara maksimal sehingga memiliki kemampuan berbagi, sedang bertanding dilakukan adalah dalam rangka memberikan mana yang terbaik.
Unsur unsur Piil Pesenggiri yang terdiri dari Nemui Nyimah (produktif) Nengah Nyappur (kompetitip) Sakai sambaian (koperati) dan Juluk Adek (inovatif). Mwnunjukkan bahwa falsafah ini sangat dinamis, lihat saja dalam Piil yang pertama Nemui nyimah secara tegas menyatakan bahwa seseorang baru disebut eksis manakala telah memiliki kemampuan memproduksi sesuatu, dan dengan produksinya itu telah layak berkomunikasi dan berinteraksi (nemui) dan dalam interaksi itu berdiri sebagai pihak yang mampu santun.
Unsur Piil Pesenggiri yang kedua adalah Nengah Nyappur, nengah artinya kerja keras atau bertanding sementara nyappur artinya tenggang rasa. artinya apakah itu kerja keras maupun pertandingan semua adalah dalam rangka tenggang rasa. Bekerja keras adalah untuk menghasilkan secara maksimal sehingga memiliki kemampuan berbagi, sedang bertanding dilakukan adalah dalam rangka memberikan mana yang terbaik.
Saturday, January 14, 2017
tentang piil pesenggiri "TUGAS HILMAN HADIKUSUMA TELAH SELESAI"
Satusatunya orang yang saya kenal telah memerankan dirinya sebagai vocal point dalam hidupnya adalah Prof.Hilman Hadikusuma, beliau adalah Guru Besar HukumAdat di Unila,banyak menulis, dan sering menjadi narasumber dalam diskusi dan seminar,hampir secara keseluruhan merekayang mengenal Piil Pesenggiri sebagai falsafah Lampung adalah lewat tulisan dan ucapan Prof.Hilman Hadikusuma yang sangat saya hormati. Saya berkesempatan menghadiri dalam bebera acara seminar/ diskusi yangeliau sebagai narasumbernya, membaca beberapa buku dan tulisannya, dan setidaknya lima kali pernah mengundang beliau menjadi narasumber, dibeberapa tempat termasuk pernah juga acara itu saya selenggarakan di rumah beliau di Rawa Laut bandar Lampung.
Bila pernah terjadi orang orang justeru bertengkar tentang Piil Pesenggiri dan tidak berakhir dengan baik, justeru dihadapan mata kepala beliau yang dalam kesempatan itu beliau sama sekali tak memiliki kemampuan mencegah atau mengklarifikasi beberapa sikap tak akomodatif padahal mengaku menautkan pendapatnya dengan pendapat beliau sebagai vocal point Piil Pesenggiri. Saya berpendapat bahwa itu bukan sepenuhnya kesalahan beliau, dan bahkan ingin saya katakan bahwa tugas Profesor kami ini telah selesai, sejulah mahasiswanya, sejumlah orang yang sempat berguru kepadanya dan sejumlah mereka yang peduli dengan Kebudayaan Lampung, maka dipundaknya tanggung jawab itu
Sebenarnya yang paling berkompeten menyelesaikan masalah ini adalah para pemangku adat atas dukungan para pemangku kepentingan dengan memanfaatkan para intelektual yang ada dilingkungan komunitas pendukung adat Lampung. Mereka mereka itulah yang memiliki peluang untuk meletakkan Piil Pesenggiri dalam posisinya yang terhormat baik dalam internal komunitas maupun dalam pergaulan masyarakat sevcara lebih luas.
Bila pernah terjadi orang orang justeru bertengkar tentang Piil Pesenggiri dan tidak berakhir dengan baik, justeru dihadapan mata kepala beliau yang dalam kesempatan itu beliau sama sekali tak memiliki kemampuan mencegah atau mengklarifikasi beberapa sikap tak akomodatif padahal mengaku menautkan pendapatnya dengan pendapat beliau sebagai vocal point Piil Pesenggiri. Saya berpendapat bahwa itu bukan sepenuhnya kesalahan beliau, dan bahkan ingin saya katakan bahwa tugas Profesor kami ini telah selesai, sejulah mahasiswanya, sejumlah orang yang sempat berguru kepadanya dan sejumlah mereka yang peduli dengan Kebudayaan Lampung, maka dipundaknya tanggung jawab itu
Sebenarnya yang paling berkompeten menyelesaikan masalah ini adalah para pemangku adat atas dukungan para pemangku kepentingan dengan memanfaatkan para intelektual yang ada dilingkungan komunitas pendukung adat Lampung. Mereka mereka itulah yang memiliki peluang untuk meletakkan Piil Pesenggiri dalam posisinya yang terhormat baik dalam internal komunitas maupun dalam pergaulan masyarakat sevcara lebih luas.
Sunday, January 8, 2017
Piil Pesenggiri
PIIL PESENGGIRI itu adalah sebuah Filsafat, filssfat itu adalah sebuah pemikiran yang radic atau mendalam. Falsafah Piil Pesenggiri memiliki kedalaman makna yang sebenarnya jauh melampaui eranya. Bila dibanding dengan beberapa falsafah daerah maka Falsafah lampung memiliki keunggulan luar biasa, keunggulan itu belum banyak mendapatkan perhatian baik dikalangan pendukung adat budaya dan apalagi komunitas dari luar.Oleh karena nya maka keunggulan Piil pesenggiri itu masih perlu disuarakan, dan diharapkan ada pihak pihak yang bersedia memposisikan dirinya sebagai vocal point Piil Pesenggiri secara sukarela, sehingga wawasan Piil Pesenggiri dapat dipahami baik oleh komunitas lain mapun apalagi komunitas Lampung itu sendiri.
Diawal mulanya yang menyiapkan diri sebagai juru bicara Piil Pesenggiri adalah Prof.Hilman Hadikusuma, walaupun yang meneliti secara lebih lengkap adalah Rizani Pupawijaya,SH. ketiuka beliau akan menyelesaikan studynya di Fakultas Huku Universitas Lampung, UNILA,Tetapi nampaknya yang memiliki kesempatan lebih banyak untuk menulis adalah Hilman Hadikusuma, sedang Rizanu Puspawijaya terjebak dalam kesibukan administratif, terkait jabatan yang dibebankan padanya di UNILA. Hampir semua pendukung budaya Lampung mengenal Piil Pesenggiri itu dari tulisan Prof. Hilman Hadikusuma., sebagai Guru Besar Hukum Adat di Fak Hukum UNILA.
Saturday, January 7, 2017
Juluk Adek Mendorong Terbentuknya Kisah Sukses. Seseorang
Pengantar.
Tak dinyana Falsafah Piil Pesenggiri yang dirumuskan pada abad ke 16 itu ternyata masih relevan hingga sekarang. Pada salah satu unsur Falsafah Lampung "Piil Pesenggiri" yang merupakan upaya memotivasi agar setiapseseorang selalu memiliki prestasi prestasi baru dan dianjurkan merayakan atau mencatat prestasi prestasi baik dalam kategori Juluk maupun Adek. Kini abad 21 justru muncul dorongan agar setiap seseorang memiliki kisah sukses "Sukses Hystori". Luar biasa.
Juluk Adek.
Berbagai upacara daur hidup bagi seorang anak di masa kanak kanak, lalu anak anak itu dianugerahi nama juluk, nama julik adalah nama baru yang berikan kepada seorang anak hingga menjelarang remaja atau paling lambat remaja, setelah anak yang bersangkutan memiliki prestasi merumuskan atau menetapkan cita citanya, lalu nama juluk itu adalah nama bartu yang ,menggambarkan cita cita yang ingin dicapainya (idealita)
Kelak manakala cita cita itu telah tercapai, masa dewasa, maka layak diberi nama baru lagi, yaitu nama yang menggambarkan keberhasilan mencapai cita cita awal atau nama lainnya (realita) prinsip nama juluk adalah keharusan masa kanak kanak dan remaja untuk mencanangkan sebuah cita cita atau keinginan dan sejak saat itu para pihak yang bertanggungjawab terhadap si anak, terutama kedua orang tuyanya agar memfasilitasi hingga tercapainya keinginan cita cita itu.
Juluk Adek.
Berbagai upacara daur hidup bagi seorang anak di masa kanak kanak, lalu anak anak itu dianugerahi nama juluk, nama julik adalah nama baru yang berikan kepada seorang anak hingga menjelarang remaja atau paling lambat remaja, setelah anak yang bersangkutan memiliki prestasi merumuskan atau menetapkan cita citanya, lalu nama juluk itu adalah nama bartu yang ,menggambarkan cita cita yang ingin dicapainya (idealita)
Kelak manakala cita cita itu telah tercapai, masa dewasa, maka layak diberi nama baru lagi, yaitu nama yang menggambarkan keberhasilan mencapai cita cita awal atau nama lainnya (realita) prinsip nama juluk adalah keharusan masa kanak kanak dan remaja untuk mencanangkan sebuah cita cita atau keinginan dan sejak saat itu para pihak yang bertanggungjawab terhadap si anak, terutama kedua orang tuyanya agar memfasilitasi hingga tercapainya keinginan cita cita itu.
Friday, January 6, 2017
BUDAYA LAMPUNG DITENGAH ARUS KEHIDUPAN MODERN
Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada kedua narasumber, Saya sangat menghormati keduanya karena Pak Mawardi Harirama yang saya tahu adalah tokoh Lampung yang telah mengeluarkan banyak dana milik pribadinya untuk membangun budaya serta menyelenggarakan berbagai upacara adat Lampung yang dibukakan kepada masyarakat. Sementara Hardi Hamzah yang saya tahu adalah penulis kebudayaan Lampung yang sangat produktif, banyak hal dan banyak aspek telah ditulisnya, dan tak ada tulisannya yang dibantah oleh pelaku adat dan budaya Lampung, maka berarti karyanya sangat kredible. Maka akan sulit bagi siapapun yang akan menkritisi keduanya dalam hal budaya Lampung.Sementara saya tak ada apa apanya dibanding keduanya. Namun ijinkan saya menulis sedikit hal terkait Piil Pesenggiri yang sempat saya renungkan tentu saja sedikitpun tak mengurangi rasa hormat saya kepada kedua orang guru saya, beliau keduanya.
Subscribe to:
Posts (Atom)