Thursday, November 26, 2015

Gadis Mari'ah Dari Lamban Gedung Skala Brak.

Akrualisasi Lamban Gedung Pekon Balak itu sudah lama terjadi, di masa kanak kanak saya saja, sekitar tahun 60-an kami disuguhi upaya aktualisasi itu melalui pembentukan tokoh. Terciptanya syair lagu (Lampung : Pattun/Pantun/Segata) Tamong Roai yang ternyata mirip sekali dengan dengan syair 'Gamolan Sakti' ciptaan Hasyimkan Gamol, itu menunjuukkan kegigihan upaya aktualisasi Lamban Gedung, Lamban Gedung   diharapkan akan menjadi Lambang persatuan komunitas ini. Dengan demikian maka wajar saja bila seandainya upaya aktualisasi itu juga dilakukan oleh Pangeran Edwardsyah Prenong sebagai pewaris tahta kedatan di lingkungan Adat Skala Brak.

Secara kebetulan saya sebaya dengan sosok 'Roaini' yang terlahir dari keluarga, tepatnya cucu dari 'Mari'ah' yaitu seorang yang sempat tinggal di Lamban Gedung sebelum Ia disunting oleh seorang pria yang bernama M.Umat. Disuntingnya seorang gadis manis yang bernama Mari'ah  yang berasal dari Lamban Gedung itu tentu saja disambut dengan sebuah lagu / pantun yang sangat memuliakan, tak terhitung berulangkali lagu ini dinyanyikan sehingga dihapa oleh laki laki-erempuan, tua-muda, dewasa dan anak anak, syairnya berbunysi  yaitu :

Nak Niknak Niknak Ning Kung
Gamolan Haji Zamar 
Wat Mulli jak Gedung 
Kebayan Ni Mat Umar 

Sunday, November 22, 2015

Tamong Ni Roai ... !?

Sewaktu saya masih balita dahulu bujang ataupun gadis di desa saya Pagelaran Kabupaten Pringsewu dari kelompok komunitas asal Lampung Barat sering menyanyikan pantun dengan syair seperti ini :
Nak ...Ninak ...Ninak ... Ning Kung 
Gamolan Haji Suhai ...
Wat mulli jak Gedung 
Yaddo Tamong ni Roai. 
Sair pantun itu sangat melekat di ingatan saya karena kebetulan yang disebut Roai adalah Roaini anak tetangga yang usianya lebih kurang masih sebaya, terusik juga pertanyaan pada waktu itu mengapa temanku yang lain tak dilagukan oleh mereka mereka itu, pertanyaan ini kutelan sendiri hingga meliwati masa remajaku, dan aku muali berani menduga duga.


-
Menyimak nada dan syair Gamolan Sakti Hasyim Gamol seperti apa yang sebarkannya melalui You Tubenya ini, tak terhindarkan saya terperanjat juga. Lagu yang saya kenal sebagai Tamongnya Roi itu sama persis dengan lagunya Hasyimkan  Gamol.

Memang Syair Tamong Ni Roi 

Sunday, November 8, 2015

Antisipasi Konflik Dengan Anjau Silau


Oleh Edward Syah Pernong

SAYA duga banyak warga Lampung yang tidak mengenal anjau silau. Bahkan, mendengar istilahnya pun mereka belum pernah. Karena itu, saya akan meringkas makna filsafat sosial Lampung ini, yang sesungguhnya merupakan kearifan lokal yang sangat bernilai, khususnya dalam mengantisipasi dan meredam konflik sosial, horizontal maupun vertikal.

Dari segisemantik, anjau silau berarti “berkunjung untuk menjenguk”. Jika seseorang melakukan anjau silau kepada kerabatnya, berarti dia mengunjungi untuk menjenguk kondisi tuan rumah. Sudah tentu dalam pertemuan itu terjadi saling tukar kabar dan gagasan tentang berbagai masalah. Jadi, unsur silaturahmi sangat kental di dalamnya, meski anjau silau dapat mengandung tujuan yang lebih spesifik.

Hemat saya, kearifan sosial dari adat istiadat kita sendiri ini akan mampu meminimalkan potensi konflik secara efektif. Saya sebut meminimalkan dan bukan menihilkan, karena kita perlu realistis bahwa selama ada masyarakat manusia, perbenturan di antara para anggota masyarakat itu tidak mungkin nol.

Peluang perbenturan itu makin besar seiring kian kompleksnya struktur sosial karena berbagai pengaruh politik, budaya, ekonomi, dan sebagainya. Masyarakat modern juga mengalami apa yang disebut para ahli sosiologi sebagai diferensiasi sosial, yaitu makin bervariasinya profesi dan cara orang mencari nafkah; dan seiring dengan itu kian beragam pula gaya hidup mereka.

Korban Pertama

Saturday, August 29, 2015

Lampung Post Award untuk Hilman Hadikusuma


MESKI telah tiada, almarhum Hilman Hadikusuma terus memberi sumbangsih bagi Lampung dan Indonesia melalui pemikirannya. Menjadi profesor pertama di Universitas Lampung, Hilman menjadi sosok profesor hukum adat yang melegenda. Nyaris seluruh literatur hukum adat yang digunakan di hampir semua fakultas hukum di Tanah Air, hinggab kini memakai buku karangannya.

Pria kelahiran, Kotabumi, Lampung Utara, 9 Juli 1927 dan wafat pada 30 Agustus 2006 silam dalam usia 79 tahun ini menjadi tokoh Kamis (27/8) malam dianugrahi Lampung Post Award dalam puncak perayaan HUT ke-41 Lampung Post di Hotel Novotel Bandar Lampung. Bentuk apresiasi dan penghargaan Lampung Post pada sang profesor hukum adat yang turut membesarkan nama Lampung.

Saturday, June 27, 2015

Bahasa, Seni, Produksi dan Filsafat.

Inbox melalui acun facebook, pemebritahuan serta permohonan dukungan untuk diselenggarakannya Kongres Bahasa Lampung, semula saya tulis butuh persiapan, rupanya sipengirim tak puas dngan jawaban itu, dikirim sekali lagi dengan dua macam gambar. Gambar pertama foto yang nampaknya gambar manusia. dan gambar kedua adalah gambar tangan dengan acungan jempol. Paham saya si pengirim tentu berharap saya memilih gambar kedua, yang artinya mendukung. Yang memang sebelumnya  telah diberikan contoh dukungan serta janji sipendukung untuk siap berpartisipasi. Mungkin kesiapan untuk partisipasi sangat dibutuhkan sipenggagas untuk memperkokoh proposalnya. Dan sayapun menuliskan balasan dengan kata kata "Tertarik".

Sejatinya saya sangat tertarik dngan gagasan Kongres Bahasa Lampung itu, tetapi bagi saya yang paling penting adalah dampak positif dari pelaksanaan kongres, yaitu perubahan minset masyarakat Lampung. Persoalan yang menerpa bahasa Lampung adalah semakin sedikitnya jumlah penutur bahasa Lampung. yang paling utama adalah karena jumlah komunitas pengguna bahasa Lampung memang sedikit, ditambah lagi dengan sedikitnya masalah yang telah dijelaskan dengan menggunakan bahasa Lampung.

Saya pernah ikut menggagas adanya bahasa persatuan di Lampung, tetapi gagasan itu hanya bersifat lntaran ide saja, namun ternyata respon cukup deras, dalam bentuk penolakan. Sama dengan gagasan saya untuk penajaman Falsafah Lampung Piil Pesenggiri juga kurang mendapatkan respon positif justeru dari pihak yang sejatinya memiliki komitmen kuat terhadap keoada pemikiran filosofis Piil apalagi  yang bersangkutan didaulat sebagai pakar bahasa Lampung. Baginya Falsafah lampung itu tak lebih dari kirotoboso dalam bahasa Jawa, suatu hal yang saya tak pernah lupa dengan perumpamaan yang disebutnya yaitu nama binatang "Kodok", disebut kodok karena 'Teko Teko Langsung Ndodok', bagaimana mungkin sang pakar akan membangun bahasa tampa filsafat, karena puncak belajkar bahasa adalah belajar falsafahnya. 

Judul tulisan ini adalah Bahasa, Seni, Produksi dan Filsafat.

Monday, January 19, 2015

Mempertahankan Komunitas Pewaris Kerajaan Sekala Brak

Dalam Rangka Mempertahankan Budaya Lampung.

Ketidakberdayaan lembaga adat untuk melakukan pembinaan kebudayaan daerah dengan menurunnya trend pelaksanaan upacara adat terkait upacara daur hidup serta upacara lainnya terkait alam yang semula lazim diselenggarakan oleh masyarakat dalam konteks upacara adat semakin menunjukkan kepastian akan memudarnya budaya daerah dan termasuk diantaranya adalah budaya Lampung.  Lalu untuk apa budaya itu kita pertahankan keberadaannya, yaitu dalam rangka mempertahankan nilai nilai luhur yang ada dalam budaya tersebut.

Ketika masyarakat pendukung budaya daerah Lampung dahuklu masih lazim menyelenggarakan upacara adat terkait daur hidup atau terkait alam  maka upacara itu menjadi media pendidikan bagi masyarakat pendukung adat budaya Lampung  yang dilakukan oleh para pimpinan adat yang sering sekaligus sebagai pelaku upacara,. tema tema pendidikan terkait upacara itu berlangsung secara efektif,
Dengan jarangnya upacara adat itu diselenggarakan maka pendidikan adat kehilangan peluang untuk melaksanakan pendidikan dan pembinaan budaya.

Wednesday, January 14, 2015

Kekuatan Spiritual Budaya Jepang

Budaya Jepang menjadi perhatian dunia karena dengan bermodalkan budaya itu Jepang muncul sebagai negara modern yang ditandai dengan penguasaan berbagai macam teknologi, walau semula dilakukan dengan meniru setiru tirunya, tetapi kemudian  memiliki kekuatan mencipta yang mampu bersaing dengan bangsa bangsa lain sebagai raksasa dunia.


Sungguh Jepang dipandang ajaib karena menjadi modern bukan hanya dengan tidak meninggalkan budaya tradisional mereka. tetapi justeru  budaya tradisional itu mereka jadikan kekuatan untuk mencapai suatu tahapan yang diakui dunia sebagai sesuatu yang modern, kekuatan mereka konon adalah kekuatan spioritual yang mereka miliki dan pertahankan, kekuatan spiritual itu adalah  apa yang diekspressikan oleh Samurai dalam bentuk bulan sabit diatas helm serta sakura.  filosofi samurai yang mengambil dari inti perjalanan hidup ajaran "Zen" yang mengatakan ketenangan jiwa dan keyakinan hati adalah sumber dari kehidupan. Itulah jiwa Samurai.

Filosofi samurai bulan sabit yang mengambil dari inti perjalanan hidup ajaran "Zen" yang mengatakan ketenangan jiwa dan keyakinan hati adalah sumber dari kehidupan. Itulah jiwa Samurai. Yang untuk itu maka kejujuran baik kepada diri sendiri maupuin orang lain Dan sedikitpun tidak ada toleransi atas suatu kebohongan.

Bunga Sakura yang melekat dalam samorai juga pembelajaran untuk mampu menghargai waktu, karena bunga sakura itu hanya berkembang dalam waktu yang singkat sekali. Selayaknya sebuah momen itupun biasanya berlangsung singkat, manakala waktu yang singkat tidak dimanfaatkan secara optimal, maka berarti Ia kehilangan momen.Kehilangan momen adalah kehilangan segalanya.

Samurai juga sangat menjunjung tinggi keadilan, Kesin Uesugi, sebagai tokoh Samurai terkenal telah menolak gabung dalam sebuah peperangan karena Ia tidak melihat adanya keadilan dalam peperangan tersebut.


Bagi Samurai peperangan itu adalah sesuatu yang bernilai sakral, Maka bagi Samurai di dalam perangh ada etika yang tidak boleh dilanggar.
1. Tidak boleh menyerang dari belakang.
2. Harus dilakukan dengan harga diri
3. Harus dilakukan sampai tuntas
4. Pedang adalah simbolspiritual dan komitmen.


Tokoh Samurai yang bernama Toyotami Hideyosi muncul diabad 16 terkenal sebagai tokoh samurai yang legendaris beliau menggagas dan mensosialisasuikan samurai tampa pedang, prajurit terbaik adalah prajurit yang tidak pernah melakukan penyerangan. Dan kemenangan yang paling bermutu adalah kememangan yang tidak melalui sebuah pertempuranm.

Nampaknya para tokoh samorai yang muncul belakangan lebih cenderung berpendapat bahwa pada hakekatnya hidup ini adalah sebuah peperangan, peperangan yang sukses adalah kemenangan yang dapat dicapai tampa adanya pertempuran. Itulah samurai masa kini.