Sunday, April 16, 2017

Falsafah Piil Pesenggiri Harus Dikembangkan

Tak dapat dipungkiri bahwa Prof. Hilman Hadikusuma telah berjasa memperkenalkan Piil Pesenggiri baik ke lingkungan komunitas Lampung maupun nasional, Sedang yang berjasa menginformasikan Piil Pesenggiri adalah Rizani Puspawijaya, beliau menulis Piil Pesenggiri dalam Skripsi Beliau S1 Fakultas Hukum Universitas Lampung, Sedang yang lebih banyak memiliki kesempatan menulis tentang Piil Pesenggiri adalah Prof. Hilman Hadikusuma sebagai Guru Besar Hukum Adat di Universitas Lampung (Unila).  Maka terjadilah pemahaman yang lebih bermakna dan mendalam setelah kedua insan Perguruan Tinggi ini menyempatkan diri melirik kekayaan adat Lampung, dan semakin banyak yang disadarkan betapa kayanya gagasan nenek moyang dalam menetapkan dan memasarkan falsafah ini.

Unsur unsur Piil Pesenggiri yang terdiri dari Nemui Nyimah (produktif) Nengah Nyappur (kompetitip) Sakai sambaian (koperati) dan Juluk Adek (inovatif). Mwnunjukkan bahwa falsafah ini sangat dinamis, lihat saja dalam Piil yang pertama Nemui nyimah secara tegas menyatakan bahwa seseorang baru disebut eksis manakala telah memiliki kemampuan memproduksi sesuatu, dan dengan produksinya itu telah layak berkomunikasi dan berinteraksi (nemui) dan dalam interaksi itu berdiri sebagai pihak yang mampu santun.

Unsur Piil Pesenggiri yang kedua adalah Nengah Nyappur,  nengah artinya kerja keras atau bertanding sementara nyappur artinya tenggang rasa. artinya apakah itu kerja keras maupun pertandingan semua adalah dalam rangka tenggang rasa. Bekerja keras adalah untuk menghasilkan secara maksimal sehingga memiliki kemampuan berbagi, sedang bertanding dilakukan adalah dalam rangka memberikan mana yang terbaik.