Sunday, February 9, 2014

Serasan Sekate Untuk Membangun Musi Banyuasin

Bukan sekedar puluhan, tetapi mencapai ratusan dan bahkan milyaran  dan mungkin Trilyunan rupiah telah dikeluarkan untuk membayar konsultan hanya sekedar untuk mensinkronkan antara kata dengan perbuatan. Itu yang ditulis dan itu yang diperbuat, itu yang dioperbuat, itu juga yang di tulis. Berbeda halnya dengan masyarakat Musi Banyuasin, mereka telah lama mempraktekkan kesesuaian antara kata dengan laku, "Serasa Sekate" itulah semboyan dalam membangun Kabupaten Musi Banyuasin.

"Filosofi Sekate Serasan" pasti telah teru,uskan ratusan tauhin yang lalu, ketika komunitas ini belum seramai sekarang, artinya komitmen sekate serasan teleh berhasil membuat komunitas masyarakat sekayu dan sekitarnya hingga  mempertahankan eksistensinya, Keberadaan komunitas masyarakat ini berhasil dipertahankan berkat keteguhan komunitas ini berpegang kepada Serasan Sekate.

Tidajk kurang sari sebuah tugu yang didirikan, sebuah tugu yang tegak lurus yang melambangkan keteguhan satunya antara kata dan laku. Tugu itu berdiri untuk memperingatkan kepada seluruh masyarakat untuk bukan sekedar menjaga dan komitmen dengan filosofi ini, tetapi yang lebih penting menanamkannya kepada generasi muda, 

Sudah sangat banyak keberhasilan yang dicapai dengan mempersatukan antara kata dengan laku yang berhasil membentuk kebersamaan, dan sudah sangat banyak kerusakan dan kerugian kita lainnya diakibatkan oleh ketidakserasian antara kata dan laku sehingga kehilangan rasa dan semangat kebersamaan, oleh karenanya maka masyarakat Musi banyuasin brtekat untuk tetap mempertahankan kebesamaan dengan cara mempererat "Sekate Serasan"




Saturday, February 8, 2014

Sebiduk Sehaluan di OKU Timur.



Kota martapura sebagai Ibukota Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur yang kita kenal sebagai Kabupaten yang dilintasi banyak sungai, dari satu tempat untuk menuju tempat yang lainharus melintasi sungai, dan istimewanya sungai yang harus diseberangi itu sering bukan hanya sat, banyak diantara mereka untuk menuju ke ladang atau kebun mereka tidak cukup sekali penyeberangan. Tetkala daerah itu belum memiliki kesanggupan untuk membuat jembatan yang representatif, makamereka menggunakan biduk atau perahu sebagai alat sarana penyeberangannya.
Berbagai perbedaan serta keanekaragaman lainnya ditempat lain ternyata mampu mereka persatukan di dalam biduk.

Biduk menjadi sesuatu yang sangat istimewa dalam membentuk tata kehidupan mereka untuk semakin teratur. Dan istimewanya lagi sudah demikian banyak perselisihan perselisihan diantara merekaserta banyak persoalan besar lainnya yang justeru dapat mereka selesaikan di atas biduk yang relatif kecil itu. T idak jarang pada saat mereka duduk di atas bidukl kecil dan dalam waktu yang tidak lama itu banhak mereka yang memutuskan sesuatu yang besar dan membulatkan gagasan gagasan besar lainnya. Sungguh biduk sejatinya merupakan sesuatu yang tak terpisahkan dari aktivitas dan pemikiran masyarakat OKU Timur, dan itu pulalah yang menyebabkan kata 'biduk' mereka pentingkan  agar tertulis di lamabang Kabupaten ini.

"Filosofi biduk"  inilah yang membuat masyarakat setempat mampu bekerjasama dan bahu membahu dalam mengupayakan OKU Timur membuat Kabupaten baru, memisahkan diri dari Kabupaten induk
nya, kitapun dapat membayangkan demikian besarnya tenaga dan biaya yang mereka keluarkan secara pribadi. Jelas semangat yang mereka miliki adalah semangat kebersamaan dalam filosofi berbiduk. Dalam berbiduk tentu dia tidak akan membawa barang terlampau berat manakala biduk yang akan digunakan kecil ukurannya. Setelah naik ke atas biduk mereka mempersilakan kepada yang lebih tua untuk memilih di mana mereka ingin duduk. Di atas biduk mereka sangat menjaga unggah ungguhnya, jangankan gerakan gerakan yang dapat membuat prahu oleng yang harus mereka hindari, berfikir kotorpun mereka harus hindari karena tidak jarang bermula dari pikiran yang tak terpuji dan apalagi berbicara tak sopan dan menjijikan, mereka sering mendapat musibah lantaran ulah yang mereka remehkan itu.

Filosofi biduk sungguh telah memberi pelajaran bagi masyarakat OKU Timur  sehingga kehidupan mereka terpola, mereka umumnya adalah pekerja keras, yang terbukti dari kesejahteraan yang nampak kentara walau hanya sekilas kita memandang. Tarok kata PAD relatif rendah tetapi ternyata masyarakatnya sejahtera, ini berarti potensi yang mereka miliki besar, kendatipun masih butuh regulasi. Yang jelas poitensi masyarakat OKI Timur dapat diandalkan karena mereka telah belajar banyak dari "Biduk"






Saturday, February 1, 2014

Mengenal Filosofi Masyarakat Dayak

Adil Katelino* Bacuramin Kasuraga* Basengat Kajubata* Terjemahan bebasnya kira kira adalah sebagai berikut:  " Adil terhadap sesama- Untuk kebahagian (surga) bagi semua, dengan Tuhan sebagai ikutan". Terjemahan dari Bapak Dr. UUN memang tidak demikian, teta[pi itulah hemat saya dalam memahaminya secara keseluruhan, itulah kesimpulan sementara saya stelah sejenak merenungkan salam masyarakat Dayak ini. Dalam pertemuan pertemuan resmi atau setengahj resmi atau pertemuan kelompok kecil sekalipun, 
salam ini selalu disampaikan oleh seseorang sebelum membicarakan sesuatu secara lebih luas, manakala salam ini telah disampaikan maka serentak oprang akan menyampaikan jawabannya, yaitu : Aruuuusss, yang dapat diterjemahkan harus, atau amiiinn, karena seperti lazimnya maka salam masyarakat Dayak ini sejatinya adalah doa.
Relegiusitas masyarakat Dayak menurut Dr. Nanang cukup menonjol, Masyarakat Dayak meyakini bahwa kesenangan dan kesejahteraan (syurga) mutlak harus berdasarkan peraturan atau kebenaran mutlak yang ditetapkan oleh Tuhan (Jubata) inilah setoidaknya sekelumit informasi yang saya terima dari peria kelahiran tanah Priangan yang kini mengabdi untuk kemajuan masyarakat Kalimantan Barat ini.
Salam masyarakat dayak yang terdiri dari tiga pernyataan yaitu "Adil Katelino-Bacuramin Kasuraga-Basengat Kajubata" adalah sebuah filsafat etika. Filsafat etika adalah filsafat yang mengajak atau menjanjikan kesenengan atau kebahagiaan bersama.
Cantiknya Gadis Dayak menggetarkan hati para pemuda, Tidak kurang dari seorang Iwan K, yang juga perantau asal Priangan kecantol Gadis Dayak. Alhamdulillah saya berhasil mempersunting seorang gadis Dayak yang Muslim, kata Iwan bangga. Kini mereka hidup bahgia bersama beberapa orang anak hasil perkawinan mereka.
Bagi Iwan hidup dimanapun adalah sama asalkan didampingi oleh pujaan hati serta anak anak yang mengabdi keoada kedua orang tua, kepada bangsa dan negara serta otomatis kepada Tuhan Allah Swt.

ADIL KATELINO
Kebahagiaan bagi masyarakat dayak manakala setiap seseorang mampu mengekspressikan keadilan bagi sesama. Keadilan ini dilaksanakan baik sesama masyarakat keturunan Dayak ataupun kepada masyarakat pendatang lainnya. Itulah sebabnya keadilan menjadi sesuatu yang niscaya dilaksanakan. Manakala seseorang telah memperlakukan secara adil kepada orang lain maka diyakini orang lainpun akan memperlakukan kita secara adil, itulah sebabnya maka setiap kali ada pertemuan maka ucapkanlah salam keadilan ini sebagai pembuka kata. Adil katelino .... Arus ... !

BACURAMIN KASURAGA
Hidup ini adalah untuk mencapai kebahagiaan (syurga),  kebahagiaan itu pada intinya berada pada diri kita semua, yaitu diri yang bahagia, oleh karenanya hidup ini sejatinya harus saling membahagiakan, tidaklah kita melakukan sesuatu selain niat untuk mencari kebahagiaan itu yang dalam waktu bersamaan adalah juga membahagiakan orang lain. Kehidupan ini haruslah bercermin kepada kehidupan di syurga nan membahagiakan. Bacuramin Kasuraga ... Aruuuusss!

BASENGAT KAJUBATA.
Namun demikian manusia ini tidak akan mampu mencapai suatu kebenaran mutlak, melainkan hanya kebenaran relatif belaka, karena manusia juga makhluk yang relatif. Tidaklah mungkin makhluk relatif akan mampu mencapai kebenaran mutlak. Itulah sebabnya maka kebenaran kebenaran yang diciptakan oleh manusia itu harfuslah mengikuti kebenaran yang diajarkan oleh Tuhan. Basengat Kajubata ... Aruuusss ... !