Monday, July 2, 2012
Piil Pesenggiri Sebelum dan Sesudah Islam
Piil Pesenggiri telah mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman, ada piil pesenggiri sebelum Islam, ada piil pesenggiri setelah Islam. Dan piil pesenggiri sepertinya masih akan mengalami perkembangan perkembangan sesuai dengan kehendak zaman. Piil pesenggiri sebelum Islam maknanya adalah harga diri (1) laki laki harga dirinya (piilnya) adalah perempuan, artinya berapa jumlah perempuan yang mampu disuntingnya. (2) perempuan harga dirinya adalah makanan, uang dan perhiasan. Maksudnya harga diri perempuan itu akan tergantung dengan kemampuannya memasak, kemampuannya meyakinkan suaminya untuk mempercayakan kepada istrinya menyimpan uang suaminya, serta seberapa jumlah perhiasan yang dibelikan oleh suaminya.(3) Anak laki laki harga dirinya adalah pada ucapannya, yang mampu diwujudkan atau dibuktikannya. Sedangkan harga diri anak perempuan adalah (4) prilakunya yang membuat banyak orang tua yang ingin meminangnya sebagai anak menantunya.
Piil pesenggiri yang ditemukan oleh Rizani Puspawijaya dalam rangka penulisan skripsanya di Fakultas Hukum di Universitas Lampung adalah piil pesenggiri yang telah dipengaruhi oleh Islam. Unsur piil pesenggiri yang diketemukan adalah (1) Juluk Adek, (2) Nengah nyappur, (3) Nemui nyimah dan (5) sakai sambaia. Para penngamat dan penglaku adat ada yang memasukan piil pesenggiri dan ada juga yang memasukkan titi gemeti sebagai unsur piil pesenggiri.
Piil pesenggiri temuan Rizani Puspawijaya ini langsung mendapat perhatian dari banyak pihak, dan tentu saja menjadi kajian kajian menarik di lingkungan para akademisi. Para pendatang yang jumlahnya di Universitas Lampung adalah mayoritas dan masyarakat Lampung pada umumnya mengharap hasil kajian kajian itu representatif untuk mengenali sosok orang Lampung.
Rumusan Piil Pesenggiri yang ditemukan oleh Rizani Puspawijaya adalah :
1. Bejuluik beadek
2. Nemui Nyimah
3. Sakai sambaian dan
4. Nengah Nyappur.
Ada juga yang memasukkan " Titi gemetei " sebagai unsur piil pesenggiri, dan ada juga yang menjadi piil pesenggiri menjadi salah satu unsur piil pesenggiri itu sendiri.
Hilman Hadikusuma banyak muncul sebagai sosok narasumber untuk membedah apa itu piil pesenggiri. Sebagai Guru Beaar Hukum Adat di Unila kajian kajian Hilman Hadikusuma sangat dipengaruhi oleh kaidah kaidah adat khususnya lingkungan yang membesarkannya. Oleh komunitas adat lampung yang lain Hilman Hadikusuma sering dituduh Pepadun mainded. Sebenarnya tuduhan ini kurang fair, masalahnya informasi tentang adat istiadat Lampung yang tersebar masih minim sekali. bagaimana mungkin seseorang akan berbicara banyak tentang sesuatu yang belum difahaminya benar. Namun demikian kita semua pantas berterima kasih kepada Hilman Hadikusuma, tampa ketelatenan beliau memberikan uraian uraiannya maka temuan Rizani Puspawijaya ini tidk banyak mendapat perhatian.
Piil pesenggiri yang yang baru yang justeru terumuskan setelah Islam masuk Lampung, dan bahkan tetkala ada pihak pihak yang sedang mempersiapkan berdirinya Kesultanan Islam di Lampung hingga saat ini belum banyak mendapatkan bahasan dan kajian yang lebih kritis. Padahal manakala ini lebih didalami maka kita akan menemukan pesan pesan mendalam yang lebih prospektif.
Untuk perkembangan piil pesenggiri dibutuhkan adanya pihak pihak sebagai pembicara awal tentang piil pesenggiri yang lebih prosepektif. Setidaknya ada dua sisi yang sangat terbuka untuk dikaji, yaitu sisi filsafat dan piil pesenggiri dalam perspektif serta prospektif Islam. Untuk membicarakan piil pesenggiri sebagai filsafat ini benar benar menjadi ruang terbuka bagi siapapun. Sedangkan piil pesenggiri dalam prospektif dan perspektif Islam, kita dapat berbicara secara terukur.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
terimakasih mas fachruddin.
ReplyDeleteSangat bermutu