Thursday, September 27, 2012
Piil Pesenggiri Menurut Udo Z.Karzi.
Tabik,
Dalam beberapa kali tulisan Abang Fachrudin di blog Abang, saya menyimak harapan-harapan Abang tentang pengembangan kebudayaan Lampung, terutama terkait falsafah Piil Pesenggiri dalam tulisan-tulisan saya.
Tapi -- saya mohon maaf -- saya agaknya bukan orang yang tepat untuk memenuhi harapan Abang. Saya relatif memiliki perspektif yang berbeda tentang bagaimana kebudayaan Lampung.
Terkait dengan piil pesenggiri, dengan segala hormat saya ingin katakan, "Saya bukanlah penghayat Piil Pesenggiri." Apalagi seperti yang Abang katakan dalam tulisan di atas: "Nilai nilai Piil Pesenggiri itu sesungguhnya adalah nilai nilai yang akan dikembangkan atas kesepakatan Lampung, Banten, Cirebon dan Demak yang berencana untuk mendiriksn Kesultanan Islam yang modern di Lampung, yang akan menggabungkan karakter Sumatera yang egaliter dengan karakter jawa yang telah teruji memiliki kemampuan mempertahan kekuasaan. Sayang niat mendirikan Kesultanan Islam di lampung gagal akibat berbagai hal tentunya."
Dalam keadaan hal demikian, saya cenderung bersepakat dengan (alm) Firdaus Augustian yang mengatakan, piil pesenggiri sebagai puzzle.
Saya tidak habis pikir kenapa harus menyinggung-nyinggung piil pesenggiri dalam menulis dan berbicara. Kebudayaan Lampung toh saya pikir tidak hanya piil pesenggiri.
Mohon maaf kalau tanggapan saya ini kurang berkenan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment