Thursday, February 22, 2018

FALSAFAH ITU PENTING DALAM BAHASA

Belajar dari kasus tak tercetaknya Kamus Bahasa Lampung yang disusun oleh Herman Van Der Tuuk akhir abad ke 18 yang lalu menunjukkan kepada kita betapa pentingnya Falsafah sebuah Komunitas bila ingin mengembangkan komunitas itu. Diceriterakan bahwa Van Der Tuk yang bekerja untuk lembaga Persekutuan Alkitab telah bersusah payah menhysun sebuah Kamus Bahasa Lampung, yang semula seperti biasanya Ia hanya membuituhkan waktu beberapa bulan, tetapi untuk kasus penyusunan Kamus Bahasa Lampung ini ia membutuhkan waktu hingga setahun lebih. Hasilnya luar biasa Kamus Bahasa Lampung Karya Van Der Tuuk konon memiliki kualitas jauh diatas karya Kamus Lampung lainnya hingga sekarang.





Sangat di sayangkan bila ternyata Pemerintah Daerah yang diberikan wewenang untuk memfasilitasi Pembangunan Kebudayaan Darah Lampung ternyata hanya memandang sebelah mata, seperti pepatah minang yang mengatakan "Tibo di Paruik dikempiskan, Tibo Di Mato Dipicingkan"  lalu panitia merenhek rengek ke sna kemari sekedar dapat membawa kopy manuskrip kamus Bahasa Lampung yang selain bersejarah dan sangat penting untuk kemajuan Bahasa Lampung yang justeru Pemereintah Daerah sendiri yang memerintahkan untukmenjadi Pelajaran Muatan Lokal di sekolah formal. Lebih memalukan ketika ada lembaga swasta yang mengumpulkan dan mengelola dana untuk para dhu'afa atau fakir miskin membantu pengkopian naskah ini. Terasa pedih bila usaha mulya ini  justeru disetarakan dengan para dhu'afa itu.



Terlepas dari itu semua bukan maksud ztulisan ini untuk membahas masalah sara sekali lagi bukan. Tetapi ini adalah untuk keberhasilan kita membangun daerah Lampung, bahwa kita akan berhasil membangun daerah Lampung manakala kita memahami falsafah yang dianut oleh masyarakat Lampung, Yang manakala kita abaikan maka dalam pembangunan akan tercerabut dari akar budya daerah sehingga kemamfataanya tak akan dirasakan maksimal oleh masyarakat, jika tak ingin dikatakan melenceng.

Kalau seandainya apa yang ditulis oleh Van Der Tuuk yang menjadi msnuskrip Kamus Bahasa Lampung telah mampu menangkap benamg ,meraf falsafah etnis Lampung maka tentunya beliau sendiri yang akan merekomendasikan pencetakan Kamus ini dan memulai menuliskan Kitab Injil dalam Bahasa Lampung, sebagaimana dicetaknya Injil dalam bahasa Jawa dan Batak.

Bisa dibayangkan bila dipaksakan untuk menuliskan Injil dalam bahasa Lampung dengan berpegang kepada naskah Kamus Bahasa Lampung susunan Van Der Tuuk manakala benar tidak berhasil menangkap benang merah falsafah Lampung, Berat dugaan kita bahwa Kitab Injil sangat membutuhkan pemahaman pemahaman falsafah lokal, tidak seperti al-Quran di mana lokal lah yang harus memahami budaya Arab untuk selanjutnya memahami Islam secara kaffah atau yotaliter. Itu hanya dugaan dan kita serahkan saja pada ahlinya.

Kembali ke pokok permasalahan, dikatakan bahwa ketika Van Der Tuuk gaghal memangkap benang merah falsafah Lampung, berarti maka karya ini kurang maksimal untuk mencapai  prospek yang lebih menjanjikan. Terlepas dari kepentingan missionaris Persekutuan Alkitab maka kitapun boleh mengambil pembelajaran dari kasus ini. Bahwa manakala kita menginginkan membangun budaya Lampung melalui bahasa Lampung maka sejatinya kita juga harus mampu menangkap benang meraf falsafah Lampung melalui bahasa Lampung.


Jika pada saat itu dipaksakan menuliskanm Injil dalam Bahasa Lampung, bisa jadi roh atau Jiwa InjilBahasa Lampung itu sejatinya adalah falsafah Yunani, bila diterjemahkan dari Injil Belanda maka roh dan jiwanya adalah roh dan Jiwa budaya Belanda dan seterusnya dan seterusnya. Tetapi manakala naskah Injil bahasa Lampung itu dengan semngat dan roh serta Jiwa sdalam bahasa Lampung, maka suasana batin pembaca Injil yang akan dituliskan itu, tak perlu susah payah meninggalkan Lampung.

Oleh karenanya maka bila kita belajar dari kasus ini maka manakala kita benar benar ingin membangun Lampung, maka gunakanlah falsafah Lampung yang diungkap dengan bahasa Lampung sehingga pembangunan itu tak tercerabut dari budaya Lampung itu sendiri. Dengan kata lain budaya daerah itu sangat penting dopahami jika ingin memahami secara benar buidaya Lampung melalui bahasa Lampung.

2 comments: