Saturday, April 23, 2016

Menuju Ekonomi Kreatif

Saya menjadi heran kepada pihak pihak yang tidak menganggap penting untuk memperkuat filosofi  budaya daerah  dalam membangun  budaya  suatu darah. Saya ingin memastikan bahwa manakala kita membangun budaya daerah tampa memperkuat filosofi budaya tersebut maka akan tampa disadari bahwa dia akan membangun budaya daerah itu dengan menggunakan filsafat daerah lain atau filsafat budaya nasional. Walaupun harus kita sadari bahwa budaya nasional itu adalah puncak puncak budaya daerah, yang artinya bahwa sesungguhnya budaya nasional itu terbentuk berdasarkan hidupnya budaya dan filosofie daerah daerah, yang jika kita tidak mau memperkuat filosofi budaya dearah sebdiri, maka berarti kita telah menggunakan filosofi budaya daerah lain. Yang manakala kita mmbangun budaya daerah Lampung ini berdasarkan budaya dan filofi daerah kain, maka berarti kita bukan membangun budaya Lampung, melainkan kita justeru menggerus budaya Lampung untuk digantikan dengan filsafat dan budaya daerah lain.
Bila kita ingin menciptakan tarian daerah Lampung, jika kita ingin menciptakan lagu Lampung, atau jika kita ingin menyusun cerpen atau novel ataupun puisi bahasa Lampung, maka kita hrus memiliki rasa keterikatan dengan geografi daerah Lampung, sejarah daerah Lampung, bahasa Lampung serta suasana batin masyarakat Lampung yang tersebar diberbagai komunitas pendukung budaya Lampung. Dan akumulasi  dari itu semua adalah filsafat Lampung.

Kita sebut ini sebagai filsafat Lampung, karena selama ini sangat mempengaruhi sifat,  sikap  dan karakter masyarakat Lampung. itu juga sangat mempengaruhi bagaimana mereka berinteraksi dengan masyarakat pendukung budaya lain, bagaimana mereka mempeftahankan identitas mereka, serta bagaimana pula mereka memberikan tempat bagi identitas masyarakat, budaya dan filsafat kelompok lain. Itu juga terakumulasi dalam filsafat daerah Lampung.

Filsafat daerah Lampung selama ini yang kita kenal dengan istilah Pesenggiri, ditinjau dari segi kta kata yang dipakai dalam falsafah Piil Pesenggiri itu ternyata dari setiap unsur yang terdiri dari dua kata ternyata semuanya terdiri dari satu kata kata yang populer diucapkan oleh kelompok pepadun dan satu kata kagi terdiri dari kata kata yang lazim dituturkan oleh masyarakat saibatin. umpama kata sakai atau seakai yang populer bagi masyarakat Saibatin, yang berpasngan dengan kata sambai yang lebih populer di lingkungan masyarakat Pepadun.

Unsur unsur  falsafah Piil Pesenggiri adalah Nemui Nyimah (produktif), Nengah Nyappur (kompetitup) Sakai sambaian (koperatif) dan juluk adek (inovatip). Unsur unsur tersebut memaklum kita semua bahwa itu tercipta dalam rangka menghidupkan ekonomi kreatif, ekonomi yang dibangun berdasarkan seluruh potensi liongkungan yang ada di daerah dimana komunitas tersebut berjehidupan dan berintegrasi. Piil Pesenggiri yang memiliki potensi untuk mengembangkan ekonikmi kreatif itu seyogyanya harus kita perkuat, bukan justeru dilupakan, dan ditinggalkan, apalagi peninggalan dilakukan dalam ketidak pahaman. 


No comments:

Post a Comment