Saturday, February 8, 2014

Sebiduk Sehaluan di OKU Timur.



Kota martapura sebagai Ibukota Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur yang kita kenal sebagai Kabupaten yang dilintasi banyak sungai, dari satu tempat untuk menuju tempat yang lainharus melintasi sungai, dan istimewanya sungai yang harus diseberangi itu sering bukan hanya sat, banyak diantara mereka untuk menuju ke ladang atau kebun mereka tidak cukup sekali penyeberangan. Tetkala daerah itu belum memiliki kesanggupan untuk membuat jembatan yang representatif, makamereka menggunakan biduk atau perahu sebagai alat sarana penyeberangannya.
Berbagai perbedaan serta keanekaragaman lainnya ditempat lain ternyata mampu mereka persatukan di dalam biduk.

Biduk menjadi sesuatu yang sangat istimewa dalam membentuk tata kehidupan mereka untuk semakin teratur. Dan istimewanya lagi sudah demikian banyak perselisihan perselisihan diantara merekaserta banyak persoalan besar lainnya yang justeru dapat mereka selesaikan di atas biduk yang relatif kecil itu. T idak jarang pada saat mereka duduk di atas bidukl kecil dan dalam waktu yang tidak lama itu banhak mereka yang memutuskan sesuatu yang besar dan membulatkan gagasan gagasan besar lainnya. Sungguh biduk sejatinya merupakan sesuatu yang tak terpisahkan dari aktivitas dan pemikiran masyarakat OKU Timur, dan itu pulalah yang menyebabkan kata 'biduk' mereka pentingkan  agar tertulis di lamabang Kabupaten ini.

"Filosofi biduk"  inilah yang membuat masyarakat setempat mampu bekerjasama dan bahu membahu dalam mengupayakan OKU Timur membuat Kabupaten baru, memisahkan diri dari Kabupaten induk
nya, kitapun dapat membayangkan demikian besarnya tenaga dan biaya yang mereka keluarkan secara pribadi. Jelas semangat yang mereka miliki adalah semangat kebersamaan dalam filosofi berbiduk. Dalam berbiduk tentu dia tidak akan membawa barang terlampau berat manakala biduk yang akan digunakan kecil ukurannya. Setelah naik ke atas biduk mereka mempersilakan kepada yang lebih tua untuk memilih di mana mereka ingin duduk. Di atas biduk mereka sangat menjaga unggah ungguhnya, jangankan gerakan gerakan yang dapat membuat prahu oleng yang harus mereka hindari, berfikir kotorpun mereka harus hindari karena tidak jarang bermula dari pikiran yang tak terpuji dan apalagi berbicara tak sopan dan menjijikan, mereka sering mendapat musibah lantaran ulah yang mereka remehkan itu.

Filosofi biduk sungguh telah memberi pelajaran bagi masyarakat OKU Timur  sehingga kehidupan mereka terpola, mereka umumnya adalah pekerja keras, yang terbukti dari kesejahteraan yang nampak kentara walau hanya sekilas kita memandang. Tarok kata PAD relatif rendah tetapi ternyata masyarakatnya sejahtera, ini berarti potensi yang mereka miliki besar, kendatipun masih butuh regulasi. Yang jelas poitensi masyarakat OKI Timur dapat diandalkan karena mereka telah belajar banyak dari "Biduk"






No comments:

Post a Comment