Saturday, August 29, 2015

Lampung Post Award untuk Hilman Hadikusuma


MESKI telah tiada, almarhum Hilman Hadikusuma terus memberi sumbangsih bagi Lampung dan Indonesia melalui pemikirannya. Menjadi profesor pertama di Universitas Lampung, Hilman menjadi sosok profesor hukum adat yang melegenda. Nyaris seluruh literatur hukum adat yang digunakan di hampir semua fakultas hukum di Tanah Air, hinggab kini memakai buku karangannya.

Pria kelahiran, Kotabumi, Lampung Utara, 9 Juli 1927 dan wafat pada 30 Agustus 2006 silam dalam usia 79 tahun ini menjadi tokoh Kamis (27/8) malam dianugrahi Lampung Post Award dalam puncak perayaan HUT ke-41 Lampung Post di Hotel Novotel Bandar Lampung. Bentuk apresiasi dan penghargaan Lampung Post pada sang profesor hukum adat yang turut membesarkan nama Lampung.


Hilman merupakan anak tunggal pasangan Abdulhadi dengan Hasanah, pegawai rendahan yang berasal dari daerah Tulangbawang. Pendidikannya melalui tiga zaman. Pendidikan dasar diperolehnya dari sekolah Hollands Inlandsche Shcool (HIS) Ardjuna Tanjungkarang. Pada 1950 Hilman melanjutkan ke Sekolah Ekonomi Pertama (SMEP) Jakarta. Hilman menyelesaikan Sekolah Menengah Atas Sosial Ekonomi di Jakarta, 1953. Dirinya juga pernah bekerja di Departemen Kehakiman di Jakarta.

Pada tahun 1954 ia diterima pada Fakultas Hukum Universitas Indonesia Jakarta, dan baru pada tahun 1968 ia menyelesaikan Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Lampung. Sejak itu, ia menjadi tenaga pengajar pada almamaternya dengan mendalami mata ajaran Hukum Perdata Adat. Memperoleh bantuan Universitas Leiden, Belanda, pada 1982, Hilman mengikuti program doktor di Universitas Syah Kuala, Banda Aceh. Pada 1986 Hilman menjadi guru besar sekaligus profesor pertama Universitas Lampung (Unila).

Semasa hidupnya, selain mengajar Hukum Adat dan Bahasa Belanda Hukum, Hilman juga membuahkan pelajaran Bahasa Lampung dan Kamus Bahasa Lampung yang dijadikan acuan mata pelajaran Bahasa Lampung baik di SD, SMP, maupun SMA hingga kini. Ada 25 karya tulisnya yang sudah terbit tentang hukum adat yang dititipkannya untuk terus dipelajari, diajarkan, diteliti, dan dikembangkan oleh para generasi selanjutnya.

Dalam kehidupan keluarga, Hilman yang baru saja menerima penghargaan dari Gubernur Lampung, M Ridho Ficardo sebagai salah satu tokoh yang berjasa mengabdi dan memajukan Daerah Lampung adalah teladan. Hilman menikahi Yunia 1957 dan dikarunia empat putra. Putra sulungnya, Riza Mihardi menyebut sosok ayahnya adalah bapak yang sangat demokratis. “Beliau tidak pernah marah, selalu mendidik anak-anaknya dengan mengajak kami ngobrol,” kata Riza yang juga mantan Anggota DPRD Bandar Lampung ini.

Selain itu menurut Riza ayahnya adalah sosok yang taat beribadah selain teguh memegang nilai-nilai adat Lampung. “Setiap Jumat kami semua anaknya,selalu diajak ke masjid bersama, itu yang selalu saya ingat hingga kini,” kata Riza.

Menurut Riza Almarhum Hilman juga selalu mendidik anak-anaknya untuk berpegang pada Piil Pesenggiri sebagai palsapah hidup. “Selain agama, beliau selalu berpresan untuk anak-anaknya berpegang pada piil pesenggiri, menjaga nama baik keluarga, itu juga yang menjadi pesan terakhir beliau saat sebelum wafat,” tambah Riza.

Putra sulung Hilman Hadikusuma ini juga sangat bangga, jika karya sang ayah hingga kini masih berguna. “Saya sangat bangga, meski beliau telah tiada, karya-karyanya masih terus bermanfaat untuk masyarakat Lampung dan Indonesia hingga kini,semoga beliau menjadi sosok yang menginspirasi genersi muda,” tutupnya.

Mendapatkan kesempatan mewakili sang ayah menerima penghargaan Lampung Post Award Riza berterima kasih atas semua apresiasi dan penghargaan yang selama ini diberikans semua pihak. “Kami hanya bisa berterimakasih, kepada Lampung Post dan semua pihak yang terus mengapresiasi almarhum ayahanda,” katanya. n


BIODATA
Nama: Hilman Hadikusuma
Lahir: Kotabumi, Lampung Utara, 9 Juli 1927
Wafat: 30 Agustus 2006 dalam usia 79 tahun
Istri: Yunia (menikah tahun 1957)
Anak: Empat putra

Pendidikan:

- Hollands Inlandsche School (HIS) Ardjuna Tanjungkarang, 1941
- Sekolah Ekonomi Pertama (SMEP) Jakarta, 1953
- Fakultas Hukum Unila, 1968 (tapi gelar sarjana hukum diperoleh dari Universitas Indonesia)
- Program doktor Universitas Syah Kuala, Banda Aceh, 1982, atas bantuan Universitas Leiden, Belanda. Namun, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tidak mengakui program doktor Syah Kuala.
- Menjadi guru besar dan profesor pertama Universitas Lampung, 1986

Karya:
Kamus Bahasa Lampung yang dijadikan acuan mata pelajaran Bahasa Lampung baik di SD, SMP, maupun SMA. Disertasi Mengupas Antropologi Hukum Indonesia, diterbitkan penerbit Alumni Bandung dan menjadi literatur mahasiswa di seluruh fakultas hukum di Indonesia. Sejumlah buku, antara lain Asas-Asas Hukum Adat, Ensiklopedia Hukum Adat dan Adat Budaya Indonesia, Hukum Ketatanegaraan Adat, Hukum Perkawinan Adat, Hukum Pidana Adat, dan Sejarah Hukum Adat.

Tanda Jasa:
~ Bintang Gerilya dari Pemerintah Republik Indonesia
~ Penerima penghargaan dari Gubernur Lampung, M Ridho Ficardo sebagai tokoh yang berjasa mengabdi dan memajukan Daerah Lampung dalam peringatan HUT RI 70 (17 Agustus 2015).


Sumber: 
Lampung Post, Jumat, 28 Agustus 2015

1 comment:

  1. tokoh yg menginspirasi, saya suka tema" blog bapak yg bernuansa budaya,,

    ReplyDelete