Sewaktu saya masih balita dahulu bujang ataupun gadis di desa saya Pagelaran Kabupaten Pringsewu dari kelompok komunitas asal Lampung Barat sering menyanyikan pantun dengan syair seperti ini :
Nak ...Ninak ...Ninak ... Ning Kung
Gamolan Haji Suhai ...
Wat mulli jak Gedung
Yaddo Tamong ni Roai.
Sair pantun itu sangat melekat di ingatan saya karena kebetulan yang disebut Roai adalah Roaini anak tetangga yang usianya lebih kurang masih sebaya, terusik juga pertanyaan pada waktu itu mengapa temanku yang lain tak dilagukan oleh mereka mereka itu, pertanyaan ini kutelan sendiri hingga meliwati masa remajaku, dan aku muali berani menduga duga.
-
Menyimak nada dan syair Gamolan Sakti Hasyim Gamol seperti apa yang sebarkannya melalui You Tubenya ini, tak terhindarkan saya terperanjat juga. Lagu yang saya kenal sebagai Tamongnya Roi itu sama persis dengan lagunya Hasyimkan Gamol.
Memang Syair Tamong Ni Roi
di mulai dari benar benar Tamong yang bernama Mari'ah. Belaiu adalah sosok yang dikenal benar benr keluar dari lamban Gedung Skala Brak di Pekon Balak Belalau, rumah yang membesarkan Pangeran Edwarsyah Prenong. Lamban gedung pekon Balak di mana tempat Mari'ah bnernaung, hingga dipinang oleh Mat Umar, pria ilihannya, itu yang membuat beliau dan suami, serta anak dan bahkan cucunya menjadi tokoh tokoh yang tercantum dalam syair lagu yang harus sering dilantunkan, baik olwh mereka sendiri serta masyarakat sekitar pendukung warisan adat.
Memang tidak langsung menjadi Tamong nya Roai, tetapi diruntut secara sistematis, walaupun dengan tautan yang sama ataupun mirip tetapi ujungnya berbeda beda seperti ini:
- Wat mulli jak Gedung ... Kebayan ni Mat Umar
-Wat mulli jak Gedung ... yaddo Emak ni Mat Rais (anak laki laki tertua)
-Wat mulli jak Gedung ... yaddo Emak Ni Siti (anak perempuan tertua)
-Wat mulli jak gedung yaddo tamong ni Roai ......
Dan Roaipun terpoilih sebagai kembang di keluarga itu, bahkan kembang keluarga, bahkan kembang dikomunitas itu.
Bisa dibayangkan berbulan bulan dan bahkan bertahun syair lagu ini tidak dapat ditambahkan, menunggu yang bersangkutan lahir terlebih dahulu, hingga munculnya tokoh puncak yang diidolakan, yang nampaknya harus perempuan, dan dalam keluarga ini tentu saja jatuh pada "Roaini"
yang bertamong pada gadis yang di besarkan di Lamban Gedung.
Dengan lahirnya Roai yang diidolakan oleh keluarga itu, maka syair pantun ini sepertinya baku, selain yang lain tak disebut sebut dan kurang dipantunkan, antun itu sepertinya memang disediakan untuk Roai, dan pantun itu sepertinya hanya menanti kelahiran Roai, setelah Roai lahir, pantunpun langsung menyebutkan Roai, Wat mulli Jak Gedung yaddo Taong ni Roai. Itulah tradisi Gedung dalam rangka aktualisasi keluarga gedung secara keseluruhan. Gedung harus tetap eksis, demikian kira kira filosofinya.
Tradisi membuatkan syair dan pantun bagi seorang gadis di lingkungan keluarga Skala Brak itu sejatinya telah berlangsung sejak lama sekali. Namun demikian belum banyhak saya tahu siapa siapa saja mereka yang jadi pujaan desa/ pekon. saya baru tahu ada tiga orang di komunitas di mana saya berada belaiu adalah Roaini di Pagelaran, Cik Ngah Suri Mas di Pekon Awi dan Kaka Minarsi di Pekon Bedudu, Selain gadis bintang asal lamban gedung, warga pekon biasanya juga menyusunkan syair lagu atau pantun bagi anak anak gadis yang memiliki keterampilan luar biasa terutama pidato, mengaji Quran dan menari serta menyanyi lagu daerah, tetapi diantaranya syair yang selalu teringat oleh saya adalah milik Roaini, kerana kami seusia. Selain Roaini distimewakan karena masuk keluarga besar Lamban Gedung. Mungkin juga masih banyak yang ingat bagaimana syair lagi yang diperuntukkan bagi Cik Ngah Suri Mas serta Kaka Minarsi. Boleh juga bertanya kepada yang bersangkutan
Ini adalah syair lagu RIWAYAT GAMOL SAKTI Karya Hasymkan Gamol.
Bijing Pak selambangan
Pusiban Pitu Tanjar
Ditunggu tetabuhan
Gamolan suweai randak
Lain lagi jak jaman sina
Cerita dang kepalang
Riwayat gamolan sakti
Mukjizat zaman puyang
Nak Ninak Ninak Ning Kung
Gamolah haji Rifin
Ngakuk anak ni Gedung
Kebayan ni Mat Amin.
No comments:
Post a Comment