Sunday, January 31, 2016

Menulis Sejarah Seadanya, Semestinya atau Sebaiknya.

Tulisan ini saya susun secara terburu buru sehubungan ada komentar saya yang nampaknya cukup mengganggu di faceebook. Tulisan saya ini sekedar untuk menjelaskan utamanya kepada Udo Z Karzi dan Ibu Frieda Amran tentang apa yang ada dalam pemikiran saya sehingga saya menulis komentar itu. Terus terang hingga saat ini saya belum memiliki dan membaca buku Karya Frieda Amran Menelusuri Lampung Tumbai yang telah diterbitkan, insya Allah nanti waktu pulang ke Lampung saya akan cari buku ini. Jadi tulisan ini sama sekali bukan bukan resensi  Selama ini sedapat mungkin saya membaca melalui terbitan setiap mingguan di Media daerah Lampung yang dijadikan Tautan oleh Udo Z Karzi di Facebook yang saya selalu saja dikiriminya, dan saya senang sekali. Isinya lumaian menarik, banyak mengungkap catatan yang ditulis oleh penulis asing yang juga mungkin bagian dari penjajah, atau setidaknya ada unsur kesamaan yang sejatinya sangat kental.
Tetapi sejauh ini di mana saya menempatkan diri sebagai 100% persen memiliki semangat NKRI  dan juga mungkin fanatik subjektif, masih belum memiliki alasan untuk marah kepada si penulis, nampaknya penulis juga pintar mensiasati informasi yang dibagikannya sehingga walaupun yang disajikannya tulisan yang tidak tertutup kemungkinan justeru bekerja untuk kepentingan kolonial, tetapi melalui tulisan tersebut saya belum memiliki alasan untuk tidak membacanya.  Mungkin Frieda Amran menulis apa yang sebaiknya ditulis. Selaku penulis maka wajar bila Frieda tak ingin jadi sasaran kemarahan.

Tuesday, January 26, 2016

Usai Tayuh Agung Lamban Gedung Buay Prenong Skala Brak, Lalu Apa Lagi.


Tayuh Agung, Perhelatan Akbar, di Lamban Gedung Kuning Kebuayan Prenong Paksi Pak Skala Brak itu telah usai, para undangan telah permisi pulang, para sanak keluarga, kerabatpun telah kembali ke rumah masing masing, pristiwa ini sesuatu yang sangat berarti bagi komunitas pewaris Kerajaan Skala Brak Paksi Prenong. Karena ini merupakan Tayuh Agung maka dapat dipastikan perhelatan ini bagi komunitas ini dalam waktu yang cukup lama akan tetap menjadi buah bibir, apa yang mereka lihat, apa yang mere dengar dana apa yang mereka rasakan tetp akan menjadi pembicaraan hangat seakan tak jemu mereka bicarakan Tetapi pilihan ini tidak akan larut dalam pembicaran (upok bujuk) yang lazim menjadi buah bibir..
Tulisan ini akan mengajak kepada semua pihak untuk membicarakan bagaimana kelanjutan dari perhelatan ini, karena perhelatan ini bukan akhir dari segalanya, melainkan awal dari langkah langkah baru dari sekian banyak langkah panjang yang harus kita tapaki bersama sebagai komunitas pewaris Kerjaan Skala Brak bersama tiga kebuayan dari Paksi Pak Skala Brak ini.